Waspada Bahaya Gula Asupan gula berlebih di dalam tubuh dapat - TopicsExpress



          

Waspada Bahaya Gula Asupan gula berlebih di dalam tubuh dapat mengarah pada perkembangan sindroma metabolik. Ilustrasi gula pasir Pipiet Tri Noorastuti | Kamis, 10 November 2011, 11:56 WIB VIVAnews - Berapa banyak Anda mengkonsumsi gula per hari? Dr Robert Lustig, profesor pediatri di Universitas California memperingatkan bahaya konsumsi gula berlebih. Ia menyebut gula sebagai zat beracun yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan. Lustig yang dianggap sebagai ahli terkemuka yang fokus meneliti efek gula pada tubuh itu mengatakan, diet, olahraga, dan pembatasan kalori tidak akan membantu mengatasi kelebihan gula dalam tubuh. Rekomendasinya, tak lebih dari delapan sendok teh per sehari. Menurutnya, asupan gula berlebih di dalam tubuh dapat mengarah pada perkembangan sindroma metabolik. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan risiko hipertensi, diabetes dan penyakit jantung. American Heart Association (AHA) mengeluarkan daftar ragam gula. Beberapa yang populer antara lain gula jagung dan gula pasir atau gula tebu. Banyak yang menyebut gula pasir yang merupakan sukrosa lebih aman dibandingkan gula jagung yang merupakan fruktosa. Fruktosa memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan sukrosa. Ini artinya, gula jagung lebih mudah diserap tubuh sehingga lebih cepat menaikkan kadar gula dalam darah. Semakin sederhana strukturnya, semakin mudah terserap tubuh. Meski begitu, Lustig tetap memeringatkan bahaya gula jika dikonsumsi berlebih, apapun bentuknya. "Gula dalam bentuk fruktosa maupun sukrosa sama-sama tidak baik dan berbahaya untuk kesehatan. Sama-sama racun bagi tubuh," ujarnya. © VIVA.co.id Siapa yang tidak menyukai gula? Berapa banyak gula yang Anda konsumsi setiap hari? Mulai dari gula pasir untuk menyeduh kopi, dari kue-kue manis, hingga minuman ringan? Hati-hatilah, mengkonsumsi gula berlebihan selain membahayakan juga menyebabkan kecanduan. Oleh karen itu kita perlu memahami mengapa gula sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan. Nah berikut ini Sharing Di Sana akan berbagi sedikit informasi yang bisa membantu Anda dalam memahami mengenai gula bagi kesehatan kita. Gula pasir bukan makanan bergizi Gula yang sehari-hari kita kenal adalah gula dalam bentuk sukrosa, yaitu gula pasir putih yang diproses secara industri dari air tebu atau bit. Sukrosa tidak bisa digolongkan dalam makanan bergizi karena selama proses pengolahannya, seluruh kandungan vitamin, mineral, protein, serat, air dan zat-zat pendukung penting lainnya telah dibuang. Struktur kimiawi sukrosa tidak terdapat di alam dan karenanya tidak cocok untuk sistem tubuh manusia. Ketika dikonsumsi, gula jenis ini akan dengan cepat meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga merangsang pankreas mengeluarkan insulin (hormon yang bertugas mengendalikan kadar gula darah) untuk menyeimbangkannya kembali. Fluktuasi yang cepat kadar gula darah seperti itu bukanlah hal yang sehat karena menimbulkan stres pada tubuh. Selain dalam bentuk gula pasir sebagai penyeduh kopi dan teh, waspada gula yang tersembunyi dalam berbagai makanan dan minuman manis seperti cake, donat, pie, permen, pastry, aneka kue kering, biskuit, se krim , milk shake hingga aneka minuman ringan olahan gula (soft drink). Berbeda dengan gula- gula lain seperti fruktosa pada buah-buahan dan madu, laktosa pada susu dan maltosa pada biji- bijian termasuk zat alami yang memiliki nilai gizi. Sedangkan gula mentah (raw sugar) adalah jenis gula yang bentuknya kasar dan lengket. Asalnya dari air tebu dan pembuatannya hanya dilakukan dengan cara direbus biasa. Jenis gula ini masih mengandung sedikit gizi, tetapi sekarang gula mentah agak slit diperoleh. Sedangkan yang disebut gula cokelat atau brown sugar seperti yang banyak dijual di pasar swalayan, sebenarnya tidak lebih dari gula pasir putih yang diberi molase untuk memperkaya rasa dan warnanya. Jadi jika dikonsumsi akan memberikan efek yang sama di dalam tubuh kita. Bisa menekan sistem imun Sukrosa menekan sistem imun dengan cara memaksa pankreas memproduksi insulin secara berlebihan. Insulin akan tetap tinggal dalam sirkulasi darah walaupun proses penguraian gula sudah lama sekali. Salah satu efeknya adalah menekan produksi hormon pertumbuhan (growth hormone) pada kelenjar pituitari (kelenjar seukuran biji kacang polong yang terletak pada dasar otak). Hormon pertumbuhan adalah regulator utama pada sistem imun. Karena itu kebiasaan mengkonsumsi banyak gula setiap hari akan menyebabkan defisiensi hormon pertumbuhan yang serius dan konsekuensinya adalah menurunnya kekebalan tubuh akibat darah terus-menerus kebanjiran insulin. Selain itu, kelebihan gula dalamm darah dapat menyebabkan defisiensi vitamin C. Gula darah dan vitamin C memiliki struktur kimia yang serupa. Ketika kadar gula dalam darah meningkat, mereka akan berlomba memasuki sel-sel tubuh. Jika kadarnya sangat tinggi, mereka akan memenuhi sel-sel tubuh dan tidak menyisakan tempat untuk vitamin C. Padahal sel-sel darah putih memerlukan vitamin C untuk melakukan fungsinya membasmi virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Sistem imun juga akan memperlakukan gula pasir sebagai zat asing yang bersifat racun, karena struktur kimiawinya yang sudah tidak alami lagi dan adanya zat-zat kimia lainnya yang digunakan dalam proses pengolahan. Jadi, gula tidak hanya memicu respon (yang tidak terjadi) dari sistem imun saja, tetapi sekaligus juga menekan fungsi imun itu sendiri. Merusak berbagai organ Beban berlebihan pada pankreas di suatu titik akan menyebabkan peradangan dan gangguan produksi insulin. Kekurangan insulin menyebabkan kadar gula dalam darah terus-menerus tinggi dan jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah. Gula juga memicu pertumbuhan jamur candida penyebab infeksi candidiasis seperti masalah keputihan, sariwan, dsb. Karena gula tidak bergizi, metabolismenya akan menggunakan persediaan gizi yang ada pada jaringan. Karena itu, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi. Penelitian terakhir juga membuktikan bahwa kerusakan gigi akibat gula bukan semata-mata disebabkan melekatnya gula pada gigi dan bakteri saja, tetapi juga akibat berkurangnya kalsium dari gigi. Gula juga menghabiskan persediaan kalium dan magnesium dalam tubuh yaitu mineral-mineral yang dibutuhkan untuk fungsi jantung sehat, sehingga dapat menjadi faktor penyebab penyakit jantung. Kebanyakan orang mengkonsumsi gula melebihi kebutuhan yang digunakan untuk energi. Padahal kelebihan gua akan selalu diubah oleh liver menjadi molekul yang disebut trigliserida dan disimpan dalam lemak. Atau menghasilkan kolesterol dari sisa metabolisme gula yang akan masuk ke pembuluh darah dan arteri. Di sini gula dapat menjadi faktor penyebab obsesitas dan penyimpitan pembuluh arteri. Mempercepat penuaan dan memperparah kanker Alasan lain yang perlu dipertimbangkan dalam menghindari gula adalah untuk memperlambat proses penuaan. Gula menimbulkan penuaan dengan dua cara, yaitu Pertama dengan membuat ikatan dengan protein dalam tubuh sehingga membentuk senyawa campuran gula-protein yang disebut advanced glycation end products (AGEs) . Semakin tinggi kadar AGEs dalam darah, semakin cepat kita mengalami proses penuaan. Kedua, kadar gula yang tinggi dalam aliran darah juga merangsang meningkatnya jumlah radikal bebas yang juga berakibat mempercepat proses penuaan. Di dalam pembuluh darah, radikal bebas menimbulkan terjadinya penumpukan plak yang bisa memicu penyumbatan arteri dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Bagi penderita kanker, mengontrol kadar gula dalam darah dengan cara membatasi konsumsi gula juga membantu memperlambat pertumbuhan kanker dan meningkatkan kekebalan tubuh. Karenaitu, mengontrol kadar gula dalam darah dengan berbagai cara, merupakan salah satu hal terpenting dalam program terapi kanker. Menyebabkan kegemukan dan kecanduan Dari penelitian lain juga diketahui bahwa perilaku kekerasan (kronis) dalam penjara dapat diturunkan dengan hanya mengurangi kadar gula dan karbohidrat yang diproses pada makanan sehari-hari. Pada 1991 pemerintah Singapura juga melarang penjualan minuman ringan bergula di seluruh sekolah dan pusat kegiatan pemuda, mengingat bahaya yang dapat diakibatkan gula pada kesehatan mental dan fisik anak-anak. Para gizi dari Universitas Comell juga pernah meneliti bahwa terlalu banyak meminum minuman ringan bergula mudah menyebabkan anak-anak kegemukan. Sebab, anak-anak itu tidak pernah menghitung tambahan kalori yang mereka dapat dari minuman ringan tersebut dan tetap makan dengan porsi seperti biasa. Minuman ringan yang diteliti terdiri dari minuman bersoda, teh dalam kemasan botol dan berbagai minuman dengan rasa buah. Tentunya tidak mungkin bagi kita untuk menghindari mengkonsumsi gula sama sekali. Alapagi menghindarinya secara drastis. Gula adalah zat adiktif (bersifat menyebabkan ketergantungan) seperti narkoba. Semakin banyak yang kita konsumsi, semakin besar keinginan kita untuk terus mengkonsumsinya. Jadi menghentikan kebiasaan memakan gula secara mendadak juga bisa menimbulkan gejala seperti ketika menghentikan narkoba, antara lain kelelahan (fatique), lesu, depresi, gangguan suasana hati, nyeri anggota badan dan kepala pusing. Kurangi secara perlahan Karena gula banyak sumbernya, konsumsi gula pasir maksimal yang dianjurkan adalah 2 sendok teh perhari. Penggunaan gula alami seperti misalnya stevia dan konsentrat jus buah dalam hal ini, bisa dipertimbangkan sebagai alternatif. Karena gula alami lebih perlahan memasuki aliran darah. Dengan begitu lebih sedikit menimbulkan masalah pada insulin. Selain itu gula alami juga tidak semnais gula pasir sehingga tidak mudah menimbulkan kecanduan. Walaupun begitu, gula alami juga sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan. Jika sudah terbiasa mengkonsumsi sedikit gula, maka semua makanan akan terasa lebih enak. Karena kita akan lebih sensitif dalam merasakan manisnya makanan alami. Jadi kecanduan gula sedikit demi sedikit akan bisa dikontrol, tubuh terasa lebih enak dan kita pun akan tidur lebih nyenyak.
Posted on: Mon, 01 Jul 2013 13:52:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015