Ya Allah Sesungguhnya setiap bakat adalah mandat Begitu pula - TopicsExpress



          

Ya Allah Sesungguhnya setiap bakat adalah mandat Begitu pula dengan bakat musik kami ini Ia pasti tidak Engkau turunkan bukan tanpa tujuan Pertama pasti untuk pendengaran kami sendiri Dari telinga menuju hati kami, agar menjadi artistiklah jiwa kami Maka jelas pesan-MU: jiwa seorang musisi harus artistik Dan artistik itu pasti bukan cuma menyangkut soal bunyi Ia harus menyangkut soal hati, yang buahnya adalah perilaku kami sehari-hari: Bahwa jika kami berjanji harus menepati Jika kami berhutang harus membayar Bahwa jika kami adalah seorang suami, harus menyayangi istri Jika kami seorang bapak harus menyayang anak-anak Jika kami seorang istri, harus juga adalah seorang ibu Jadi musik ini, yang pertama kali, pasti bertugas untuk memuliakan keluarga kami Kepada anak-anak yang hendak berangkat tidur Ia harus kami bekali dengan kegembiraan agar mereka bangun dengan jiwa segar di pagi hari. Karena betapa banyak jenis tidur yang telah menjadi serupa azab Mata kami terpejam. Tapi otak kami penuh persoalan Tubuh kami rebah, tetapi jiwa kami lelah Bagaimana mungkin jadwal istirahat malah berubah menjadi waktu yang padat Oleh aneka persoalan yang tersumbat Jangan biarkan tubuh kami tertidur, ya Allah Tetapi penderitaan kami terus terjaga Ia terus mengintip di tirai-tira jendela, merayap di kolong-kolong ranjang Dan senantiasa menggedor-gedor pintu Untuk terus menjadi pengganggu di sepanjang waktu Itulah kenapa ada jenis tidur yang buahnya bukan ketenangan Melainkan sekadar kelelahan. Ituah kenapa keberangkatan menuju tidur Malah setara dengan berangkat menuju medan pertengkaran Ya Allah, hindarkan kami dari tidur semacam ini. Bukan soal tidur itu benar yang kami takuti Tapi inilah tidur yang pasti merupakan hasil dari jiwa yang gagal artistik Jiwa yang gagal memanfaatkan keindahan bunyi yang Engkau mandatkan kepada kami. Jiwa yang hanya peka kepada bunyi tetapi tidak peka hati inilah sebenar-benar ketakutan kami. Padahal betapa dekat bunyi itu mestinya kepada hati Tetapi betapa tidak ada jaminan bahwa bunyi akan bersatu bersama hati Terutama ketika bunyi cukup dihentikan cuma sebagai bunyi Itulah bunyi yang betapapun keras diteriakkan, betapapun ditasnamakan dengan bermacam-macam kepentingan, tak akan punya banyak arti. Tak peduli ia diatasnamakan kepentingan rakyat Atas nama kebaikan Bahkan sekalipun diatasanamakan Tuhan Bahkan ketika rumah peribadatan dengan keras memanggil nama Tuhan Buahnya bisa bukan keterpanggilan Melainkan sekadar teriakan yang di udara akan menjadi polusi Karena jangan-jangan pemanggil ini bukan-benar-benar sedang memanggil Tapi sekadar pihak yang asyik kepada kemerduan suaranya sendiri Ia menyangka tengah berdoa Tetapi apa jadinya jika Tuhan sendiri menganggap Bahwa orang itu tak lebih dari sedang berkaraoke saja Ya Allah ya Tuhan kami Biarkan bunyi ini melembutkan jiwa kami Jiwa pendengar kami Teruskan bunyi ini dari pendengaran ke hati kami Agar ia menjadi berkah dari keseluruhan kami Puisi " Doa Seorang Musisi " karya Prie GS (Dibacakan di acara HUT Bud and Friends, Rinjanis Vew, Semarang)
Posted on: Tue, 27 Aug 2013 03:29:22 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015