iapa itu Tommy Winata? Untuk singkatnya, bisalah kiranya dikatakan - TopicsExpress



          

iapa itu Tommy Winata? Untuk singkatnya, bisalah kiranya dikatakan bahwa ia adalah orang yang mempunyai kelihaian, kemampuan, kecerdasan, kelicikan, yang luar biasa. Menurut tulisan dalam Kompas 22 April 2002, pengusaha muda yang berumur 43 tahun (waktu itu, sekarang 44 tahun) itu dilahirkan di Pontianak. Sejak tahun 1972, ketika ia berumur 15 tahun, sudah punya hubungan erat dengan militer. Mulanya ia diperkenalkan oleh seorang seniornya kepada sebuah instansi milier di Singkawang, Kalimantan Barat. Di sana Tommy membangun sebuah mess tentra dengan biaya Rp 60 juta. Hubungan itu kemudian dibina. Selain mess, ia membangun barak, sekolah tentara, menyalurkan barang-barang ke markas tentara di Irian Jaya. Hingga akhirnya di era tahun 1970-an ia menjadi seorang kontraktor yang andal dan membangun projek militer di Irian Jaya, Ujung Pandang sampai Ambon. Seperti Liem yang bertemu Soeharto atau Bob bertemu Gatot Subroto, Tommy, anak miskin yatim piatu itu beruntung mengenal jenderal Tiopan Bernard Silalahi, mantan Sekjen Departemen Pertambangan dan Energi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Kabinet Pembangunan VI Suharto, tulis Kompas. ARTHA GRAHA DAN KARTIKA EKA PAKSI Masih menurut Kompas, berkat hubungan dengan Silalahi – yang hingga kini menjadi tokoh kunci dalam Grup Artha Graha – Tommy memulai business dengan memperoleh order pembangunan barak-barak asrama militer di Irian jaya, ketika dia berumur 15 tahun. Di Irian itu pula dia berkenalan dengan Yorris Raweyai, ketua Pemuda Pancasila – sebuah organisasi yang dikenal memiliki hubungan khusus dengan militer. Sejak mengenal Yayasan Kartika Eka Paksi, lewat PT Danayasa Arthatama yang didirikannya pada tahun 1989, masa keemasan Tommy pun tiba. Projek raksasa kawasan bisnis Sudirman yang dilahirkan Tommy dengan memakan investasi US $ 3,25 miliar itu bakal menjadi kawasan paling canggih dan diduga bakal meraup untung miliaran juta dollar. Tommy pun merambah ke bisnis perdagangan, konstruksi, properti, perhotelan, perbankan, transportasi, telekomunikasi sampai real estate. Akibat kesuksesan kongsi inilah, Tommy andalan militer dalam hal cari dana. Bisnis Kartika Eka Paksi yang bertalian dengan Artha Graha menghasilkan keuntungan tak sedikit yang antara lain untuk menghidupi barak tentara di seluruh negeri dan kegiatan operasi militer, tulis Kompas. Dari sekelumit cerita ini saja sudah dapat diperoleh gambaran betapa hebatnya hubungan Tommy Winata dengan pejabat-pejabat atau tokoh-tokoh militer. Begitu hebatnya hubungan ini sehingga ada yang mengatakan bahwa Tommy Winata selama ini sudah "mengantongi" puluhan jenderal, dan bahwa ia dengan gampang bisa menghubungi berbagai instansi militer, termasuk Kodam-Kodam di seluruh Indonesia. Rasanya tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, bahwa hubungan yang erat Tommy Winata dengan militer ini kebanyakan tidaklah ada urusannya dengan "pengabdian" terhadap negara dan rakyat, melainkan urusan uang, urusan projek, urusan penggunaan (dan penyalahgunaan) kekuasaan, urusan suapan dan komisi gelap, dan juga urusan pemerasan dan penipuan dalam macam-macam bentuknya. BISNIS REMANG-REMANG Masih menurut Kompas, bisnis remang-remang atau perjudian di sejumlah sudut di Jakarta ataupun di sejumlah pulau di kawasan Pulau Seribu, terkait dengan Tommy Winata. Bisnis sampingan Tommy: perjudian, obat bius, dan penyelundupan. Sebagaimana dilansir sumber TEMPO di tahun 1999, Tommy Winata adalah salah satu dari sembilan tokoh ("Gang of Nine") dalam bisnis gelap yang merajalela, tanpa aparat keamanan bisa memberantasnya. Tokoh lain dalam bisnis ini, meliputi nama-nama seperti Yorrys sendiri, Edi "Porkas" Winata, dan Arie Sigit Soeharto. Mantan presiden Abdurrahman Wahid pun dalam sebuah diskusi publik dengan terang-terangan menyebut Tommy adalah cukong dari bisnis perjudian di kawasan Pulau Ayer (di Kepulauan Seribu). Malah dirinya telah memerintahkan Kapolri saat itu Rusdihardjo dan Jaksa Agung Marzuki Darusman untuk menutup pulau itu dan mensita kapal pesiar yang digunakan untuk perjudian ditahan (Kompas, 22 April 2002). Jadi; seperti bisa dibaca di banyak bahan, Tommy Winata adalah seorang konglomerat yang punya kaki dan tangan yang bisa main di banyak tempat. Dalam tempo belasan tahun ia berhasil mendirikan imperiumnya Gedung megah dan indah Artha Graha yang terdiri dari 29 lantai di kawasan Sudirman merupakan saksi dan bukti bahwa Tommy Winata adalah seorang "kuat" berkat banyaknya uang yang dikuasainya. Dengan uang ini ia bisa membeli banyak jenderal dan pejabat-pejabat tinggi negara (atau tokoh masyarakat) hampir di semua tingkat dan di semua bidang. Apakah negeri kita, rakyat kita, atau bangsa kita diuntungkan dengan adanya orang-orang sejenis Tommy Winata, masih bisa dipertanyakan. Yang jelas ialah bahwa konglomerat hitam (dari berbagai suku dan ras atau keturunan) adalah oknum-oknum yang karena kerakusannya untuk menumpuk kekayaan, maka tidak peduli lagi apakah segala tindakan mereka itu bermoral atau tidak, atau apakah kegiatan mereka itu merugikan kepentingan rakyat dan negara atau tidak. Sudah banyak bukti bahwa para konglomerat hitam adalah hanya merupakan benalu di tubuh bangsa, yang kehadirannya banyak menimbulkan penyakit. Mereka adalah musuh masyarakat. jaringanantikorupsi.blogspot/2012/05/medianusantara-premanisme-sejenis-tommy.html
Posted on: Wed, 26 Jun 2013 05:50:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015