salam revolusi! saudara sekandung negeri, keluarga besar republik - TopicsExpress



          

salam revolusi! saudara sekandung negeri, keluarga besar republik indonesia yang majemuk. pagi ini terbetik berita yang amat memilukan: 2 tki muda asal pontianak akan segera dieksekusi mati oleh mahkamah tinggi malaysia karena kasus pembunuhan. dalam 4 tahun terakhir, lebih dari 6 ribu nyawa tki/tkw kita yang mati sia-sia di negeri orang. ribuan saudara sebangsa kita itu mati dengan berbagai cara: ada yang ditembak oleh aparat polisi karena diduga merampok, ada yang dipancung, digantung, diperkosa lalu dibunuh, atau bunuh diri karena depresi, dll. tiap kali mendengar kasus warga bangsa yang mati ngenes di negeri orang, tiap kali pula hati nurani kita terusik, bahkan lebih dari itu, sebagai entitas bangsa, jiwa nasionalisme dan patriotisme kita tersulut. kita disadarkan pada satu kesimpulan getir: negeri ini, sejatinya, tidak dikelola dengan baik, dan jatuh di tangan rezim yang bermental brengsek dan sontoloyo. lantas inikah buah dari kemerdekaan 1945, lantas di mana harkat, martabat dan kehormatan kita sebagai sebuah bangsa yang beradab, berdaulat dan merdeka? mengapa kita berkesimpulan demikian? karena kita tahu, bahwa faktor utama yang menyebabkan warga bangsa berbondong-bondong ngacir ke luar negeri adalah mereka hidup kepepet mencari makan buat diri dan keluarganya. mereka terpaksa eksodus dan terpaksa bekerja sebagai buruh kasar menjadi kacung, babu, jongos dan siap diperlakukan bak budak teraniaya lantaran di negeri sendiri yang kaya melimpah ruah sumber daya alamnya tidak mampu dimenej atau dikelola secara produktif; bahkan sumber daya alam, terutamanya di sektor migas, lebih banyak dialihtangankan ke investor asing seperti kompeni freeport, chevron, dll; tentu dengan konsep kontrak karya yang menguntungkan pihak gerombolan investor, dan nyata-nyata merugikan negara karena sudah pasti merusak lingkungan hidup. bahkan sebagian besar dari kontrak karya itu, dibuat secara sembunyi-sembunyi, sehingga puluhan juta rakyat di desa, tak pernah tahu berapa nominal sesungguhnya perolehan negara dari kontrak karya itu, dan berapa besar nominal pajak yang diperoleh, dan ke mana mengalirnya uang negara dari kontrak karya dan pajak itu? semua data-data itu tak pernah dipublikasikan atau disosialisasikan hingga ke tingkat rakyat desa. dalam bahasa lugas, manajemen negara tidak transparan, tidak akuntabel. inilah warisan kebijakan tertutup dari tradisi era rezim militeristik soeharto yang otoriter represif, yang masih saja dilestarikan hingga hari ini. Rakyat hanya “kenyang” disuguhi aneka kasus mega korupsi yang menjerat elit parpol, pejabat, birokrat serta aparat penegak hukum. karena itulah masing-masing rakyat menahan rasa amarah terhadap apa pun yang terkait dengan urusan politik pemerintahan negara. tak kuat dengan rasa marah dan frustrasi, maka untuk satu perkara kecil saja, rakyat pun “rela” saling baku hantam, saling bunuh-bunuhan, sebagai bentuk ekspresi pelepasan emosi massa. adakah pemimpin yang mengendalikan pemerintahan saat ini? tak ada! karena seseorang baru disebut pemimpin, bila eksistensi kepemimpinannya hidup dalam kalbu atau sanubari rakyat. kini rakyat berada dalam kondisioning rezim anomali, dan karenanya secara de facto negara berjalan tanpa rezim pemerintahan. itulah yang terjadi di sini, sekarang ini. apakah rakyat perlu bergerak menggulingkan rezim pemerintahan saat ini? yang terpenting saat ini bukanlah suksesi kepemimpinan, melainkan adanya agenda perubahan besar dan mendasar untuk mengubah jalannya sejarah kehidupan bangsa di kemudian hari? Artinya lagi, sukesi kepemimpinan via pemilu 2014 menjadi tak berarti, atau tak penting lagi, bahkan hanya menghambur-hamburkan uang negara yang bersumber dari segunung utang baru. perlu rakyat ketahui, bahwa saat ini negara sedang kelimpungan, mencari sumber utang baru sebesar 300 triliyun, dan itu merupakan jumlah utang terbesar dalam sejarah bangsa kita. bahkan bila diakumulasi dengan subsidi bbm bila kelak bbm tidak jadi naik, maka utang negara yang perlu dicari bisa mencapai 400 triliyun. kalau sudah begini, maka lonceng kebangkrutan negara tak lama lagi akan berdentang, dan ujung-ujungnya negara republik indoensia yang bubrah berantakan seperti halnya nasib uni soviet dan yugoslavia. maka tak berarti apa-apa episode sejarah perjuangan kemerdekaan yang merenggut jutaan nyawa pejuang dan gugurnya para pahlawan bangsa. bila negara bubar karena ngemplang utang, maka sampai kapan pun wajah anak cucu kita akan tercoreng di muka bumi. sungguh miris dan tragis menyaksikan lanskap negara dengan ideologi pancasila yang dulu semangat juang 45-nya bergelora menggetarkan dunia. oleh karena itu saudaraku sekalian, dengan rasa sukacita bersama, mari kita abaikan pemilu mendatang. kosobalinya, kita sukseskan golput nasional 2014. hanya melalui jalan revolusi, harkat, martabat, dan kehormatan kita sebagai bangsa dapat kembali dipulihkan. hanya melalui jalan revolusi itulah, kita akan menemukan kembali kobaran api cita-cita kemerdekaan 1945 yang sejak lama pupus pudar dilibas oleh sistem kapitalsime neoliberalisme yang dipraktekkan secara massif di negeri ini oleh rezim militeristik soeharto yang otoriter dan represif. momentum revolusi adalah momentum bagi segenap rakyat untuk meretas harapan ke masa depan yang gemilang. serentak, kita tinggalkan jalan sesat kapitalisme neoliberalisme, dan kita kembali ke jalan lurus sosialis pancasila. mari berjuang pantang mundur! mari berjuang pantang menyerah! mari berjuang pantang kompromi: revolusi zonder kompromi!
Posted on: Fri, 07 Jun 2013 03:43:10 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015