walau paceklik prestasi, sepak bola tetap barang seksi. Magnet bagi jutaan penduduk negeri, ajang pamer diri para politisi. Mesin industri yg menghidupi kompetisi, televisi, hingga pedagang jersey. Kita tulus berharap setiap laga, walau sering pulang dengan kecewa. Ditengah gegap gempita tamu yg bertandang. Mari kita serius bertanya dan memandang. Apalah lagi yg bisa di harap, dari sebuah pentas yg dimainkan para aktor yg tak berimbang ? Jangan mimpi mendulang prestasi, kalau pengurus organisasi sibuk urus eksistansi pribadi. Percuma berharap menang laga, sepanjang korupsi dan politisasi, masih terus melembaga. Pada akhirnya semua tahu, tempat kita memang masih jauh dari yg dimau.
Posted on: Thu, 25 Jul 2013 05:23:31 +0000