[Beberapa bentuk Penyimpangan Kaum Yang Mengaku sufi] Sufi & - TopicsExpress



          

[Beberapa bentuk Penyimpangan Kaum Yang Mengaku sufi] Sufi & Tasawwuf adalah 2 hal yang tidak bisa di pisahkan. Walau penyandaran sufi secara bahasa saja masih jauh panggang dari api. Begitu juga asal kata sufi pun menurut professor Abu Bakar Atceh masih diperselisihkan, jadi sejak penamaan hingga penitsbatan saja sudah menjadi sebuah kontroversi yang belum terselesaikan. Lucunya, banyak kalangan yang menitsbatkan para sahabat adalah kaum sufi, karena di nitsbatkan kepada ahlu shuffah, ini lucu…sisi bahasan juga sama sekali ga bener. Apalagi sisi penitsbatannya. Nah yang lebih ekstrim lagi, di nitsbatkan kepada Nabi shollallohu’alaihi wassallam, ini lebih parah lagi. Karena tak ada satu kata pun dari lisan beliau yang mulia yang membahas sufi dan tasawwuf ini. Termasuk kekeliruan itu mengatakan para imam ahlu sunnah madzhab yang 4 adalah ahli sufi juga… banyak para ulama ahli tarikh yang melakukan studi kritis tentang istilah sufi dan tasawwuf ini. Yang masyhur adalah, bahwa tokoh sufi pertama adalah Harits Al-Muhasibi yang hidup sezaman dengan Imam Ahmad, bahkan Imam Ahmad pernah ditanya oleh putra beliau Abdulloh Bin Ahmad tentang majelis Harits Al-Muhasibi yang di majelisnya berbicara terntang lintasan – lintasan hati, lalu Imam Ahmad melarang anaknya tersebut untuk hadir di Majelis Harits Al-Muhasibi dengan alasan majelis para sahabat tidak pernah membahas masalah tersebut. Ini adalah suatu bukti bahwa Al-Imam Ahmad Rahimahulloh seorang Imam yang mengikuti pemahaman para sahabat. Banyak para Imam Besar semisal Syaikh Abdul Qodir Jaelani, Imam Abu Hamid Al-Ghozaly, dan yang lainnya di klaim sebagai tokoh teratas tasawwuf alias sufi, padahal jika saja mereka mau membaca dan membandingkan dengan para tokoh sufi yang dijadikan ikutan saudara kita di Indonesia, sangat jauh antara bumi dan langit, Syaikh Abdul Qodir Jaelani mulia bukan dengan karomahnya walau pun ada kisah shohih dalam hal karomah beliau, namun sebagian besarnya adalah dhoif. Syaikh Mulia dengan Majelis Ilmunya, beliau membuka madrasah dari kecil-kecilan hingga tak tertampung, membesar dan semakin meluas, dari hari ke hari semakin banyak para penuntut ilmu yang belajar di majelis beliau. Ingat BELAJAR, bukan wirid-wiridan dan hizb-hizb-an. Tidak ada kisah shohih bahwa syaikh mengumpulkan manusia untuk berdzikir jama’i seperti keumuman manusia pada zaman ini. Begitu juga dengan Imam ABu Hamid Al-Ghozaly, beliau seorang ulama ahli fiqh yang bermadzhab syafi’i, beliau telah menulis banyak kitab tentang akhlaq, tazkiyatun nufs, fiqh dan yang lainnya. Kitabnya yang sangat terkenal adalah Al-Ihya. Para ulama dari zaman ke zaman selalu saja saling melengkapi, yang satu menulis, yang lainnya muraja’ah serta mentahqiq. Diantaranya adalah yang meneliti Kitab Al-Ihya didapati seorang Ahli Hadits terkenal yaitu yang mashyur dikenal dengan nama Imam Al-Iraqi. Beliau telah menasehati ummat dengan memisahkan hadits-hadits yang sah dan yang lemah didalam kitab Al-Ihya, dan ini adalah sebuah keutamaan bagi Imam Abu Hamid Al-Ghozaly dan kita. Bagi Beliau Imam Al-Ghozaly, maka ini merupakan penyempurna kitab beliau, seperti pernah dikatakan oleh Imam Syafi’i, bahwa tak ada satu kitab pun yang sempurna melainkan Al-Qur’an saja, jika suatu kitab kita baca berulang-ulang, maka semakin sering kita baca, maka semakin banyak kesalahan yang bisa kita temukan, berbeda dengan Al-Qur’an semakin kita baca, semakin kita dapati bukti-bukti kebenaran risalah-Nya. Dan keuntungan bagi kita adalah kita bisa mengamalkan apa-apa yang shohih dari kitab tersebut dan terhindar dari meyakini dan mengamalkan hadits dhoif…. ; Sekedar info saja, diantara kaidah para ulama tentang tidak boleh mengamalkan hadits dhoif adalah tidak boleh mengamalkan hadits dhoif yang menyangkut masalah aqidah (keyakinan). Kaidah ini sebetulnya jelas dan tuntas serta menjawab berbagai liku liku dalil dari orang-orang yang gandrung dan ngeyel mempertahankan bolehnya mengamalkan hadits dhoif semisal Ummatiummati Cs yang sangat hobi melecehkan agama dengan guyonan lucu-lucuan dan mengaku mempunyai banyak simpatisannya. Coba tanyakan saja sama mereka : APakah saat mengamalkan hadits tersebut mereka yakin bahwa amalan mereka diterima?? Jika mereka jawab yakin diterima, maka mereka bodoh!! karena meyakini bahwa amalannya diterima berarti menyangkut masalah keyakinan juga, sedangkan hadits dhoif tidak boleh diamalkan saat ada kaitannya sama aqidah!!! Kalau mereka jawab ga diterima!!! Maka ngapain mereka iseng banget melakukan sesuatu yang jelas-jelas tidak diterima, kurang gawe manehmah kata sundanya mah!!!! Kesimpulannya mereka menelan ludah sendiri dan musing-musingin otak mereka sendiri… dasar tukang lawak hobi guyon ya… ; keliatan banget lawakan di posting… kembali ke Topik deh…. 15 Tahun yang lalu saat Abah masih mengikuti sebuah kelompok tarekat besar disebuah desa di Kota Bandung, Abah pernah bertanya kepada salah satu guru tarekat Abah tentang apa kitab yang pernah ditulis oleh syaikh Abdul Qodir jaelani, lalu beliau-semoga Alloh mengampuni dosa-dosa beliau- memberikan sebuah kitab Arab Pegon (Tulisan Arab tapi Berbahasa Sunda) untuk Abah pelajari saat menjelang di Ijazahi, Abah buka dan baca dari awal hingga akhir kitab tersebut yang ditulis oleh mendiang kakek guru, seorang ulama terkenal di Bandung dari tarekat tersebut, tak satupun dari kitab itu yang berisi ayat-ayat Al-qur’an dan Hadits-hadits tuntunan Nabi, yang ada hanyalah teori berdzikir dengan Lathifah, caranya, da langkah-langkahnya sampai kepada ciri dan tingkat keberhasilannya. Disana kunci dzikir adalah membuka lathifah-lathifah diri yang ada dengan mengatur nafas secara segitiga, tarik tahan dan hembuskan dengan penekanan membaca dzikir. Cara ini sama sekali tidak pernah di tuntunkan Nabi. Malah cara ini adalah cara Ibadah Agama ‘ardhi semisal Budha,Kong Hu Cu, dan Hindu, dan dikembangkan dalam tekhnik “Yoga” dizaman sekarang ini. Dan dzikir yang paling afdhol diterangkan disana bukanlah Laa Ilaaha Illalloh, melainkan “Hu…Hu…Hu… dan Huwa…Huwa…Huwa…” Dan ini jelas suatu kekeliruan jika ditimbang dari sudut tata bahasa arab saja, apalagi di timbang dari sisi sunnah (petunjuk) Nabawiyah. Islam tidak pernah mengajarkan tata cara dzikir seperti saat melakukan Yoga (meditasi), duduk sila, mata merem, lalu tangan diletakkan di atas paha, dan memusatkan fikiran, lalu membaca sekian dan sekian. Maka tata cara dzikir ini adalah menyerupai ibadahnya kaum kuffar. Tidak pernah kita mendapatkan informasi, bahwa Nabi dan para sahabatnya melakukan dzikir seperti hal diatas. Yang ada adalah anjuran berdzikir secara umum, saat kita duduk, berbaring, berjalan, naik kendaraan, bahkan saat kita ngobrol, dan ini jutsru sebuah keutamaan, dan bukanlah sebuah kebaikan berdzikir mengikuti tata cara Yoga (semedi). Dan diantara tokoh-tokoh besar asli dari kalangan tasawwuf (bukan yang diaku-aku semisal Syaikh Abdul Qodir, Imam Ghazaly, Imam 4madzhab) rata-rata adalah tokoh sesat yang bermadzhab Syi’ah, Lihat saja Al-Husein Bin Manshur yang dikenal dengan Al-Hallaj yang dihukum Pancung di Baghdad oleh Khalifah karena mengeluarkan pemikiran Alloh bersatu dengan makhluknya. Setelah pencetusnya di penggal, ajaran yang sudah berada di tong sampah ini di pungut lagi oleh seorang yang diberi gelar Syekh Muhyidin Ibnu ‘Arabi (tanpa ALif Lam), benarlah kata pepatah, seburuk-buruknya sesuatu, jika dibuang ditengah jalan suka ada pemungutnya juga. Dan ajaran ‘menjijikan’ ini sampai juga masuk ke Indonesia, maka terkenal nama pengusung kesesatan ini semisal Hamzah Fansuri, Siti jenar, dan masih banyak lagi sebenarnya orang-orang seperti mereka ini, namun mereka tidak berani unjuk gigi seberani senior mereka itu. 1 hal yang banyak luput dari kritik dinegeri kita ini, yaitu kisah-kisah dongeng kehidupan para wali yang sering disebut wali songo. Karena minimnya kita terhadap pemahaman Islam, maka cerita dongeng yang hanya dari mulut kemulut itu pun beredar bahkan sampai di filemkan. Diantaranya yang perlu kita kritisi adalah cerita dongeng : 1. Tentang cerita Sunan Gunung Jati. Beberapa tahun silam, Abah sempat membaca ada versi resmi cerita Sunan Gunung Jati yang diterbitkan oleh penerbit di Cirebon, Ada banyak kisah bohong dibuku ini, diantarnya yaitu disana dikisahkan bahwa Sunan Gunung Jati di Mi’rajkan sebagaimana Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wasallam, juga bahwa beliau memiliki sebuah cincin yang dunia ini bisa masuk kedalam cincin tersebut. Yang lebih mengenaskan, ongkoh makam wali Islam Tapi dijadiken tempat Pamujaan..kitu ceuk sunda mah…; artinya… hmm abah bingung menterjemahkan arti ongkoh nih.., ringkasnya begini deh, kok terkenalnya sebagai wali Islam, tapi kuburnya malah dijadikan tempat kemusyrikan.. gitu deh..kira-kiralah… Abah teringat salah satu keluarga dari kakaknya Ambunya Abah, dia sekeluarga agamanya campur aduk, ada yang kristen, kong hu cu, budha juga ada, tapi getolnya minta ampun saat menjelang maulidan, mereka sampai seminggu Tapa disana… 2. Kisah diangkatnya wali sunan Kalijaga. Nah kisah ini juga salah satu kisah yang luput dari kritikan kaum muslimin. Bahkanbeberapa tahun silam, filem ini selalu di putar saat hari Idul Adha di TV. Dikisahkan sunan Kalijaga mengalami beberapa proses saat akan di lantik jadi wali, dikubur sekian hari, dan Tapa semedi disisi sungai sekian tahun, ada yang menyebutnya 4 tahun dan ada juga yang mengatakan 9 tahun, bahkan sampai lumutan sekujur badannya, lalu didatangi Nabi Khidir, dan akhirnya dilantik deh jadi wali… Ini kisah luarbiasa menyesatkan loh… Karena berarti selama beliau dikubur, dan Tapa beliau meninggalkan kewajiban sholat, dllnya… Apakah Nabi kita yang mulia seperti ini?? Jelas tidak…nah makanya jangan aneh, kalau ada tokoh sufi pada zaman ini yang8a mengaku telah ma’rifatulloh, saat jum’atan malah masuk ke kamar. Katanya sholatnya di saudi arabia. ; Aslinya dia tidur mas, akang!! Ga percaya?? Nih buktinya, kalau di kita masuk waktu jumatan (sekitar lebih kurang pukul 12an tengah hari), di Saudi mah baru juga pukul n pagi!!! Gimana dia mau sholat?? lah wong Saudi masih Pagi kok!!!
Posted on: Sat, 15 Jun 2013 02:36:40 +0000

Trending Topics




com --- (4 comments) Federal College of Fisheries and Marine
Saying I love you Is not the words I want to hear from you Its
तपाइको चाहना कुन मा छ
Hats off to Zamarrud Khan. We strongly condemn the role of media
"> zekqzxqg fasterpaydayc.appspot/?wlhnaxhigal=loan-tulsa drvmigytgc

Recently Viewed Topics




© 2015