Dari Belenggu Salib menuju Keteduhan Islam By. Mantan Pendeta - TopicsExpress



          

Dari Belenggu Salib menuju Keteduhan Islam By. Mantan Pendeta Jonathan FX. 1. Latar Belakang Keluargaku Riwayat hidup saya adalah perjalanan sejarah yang sangat panjang. Satu perjalanan yang sebenarnya tidak mungkin hanya tertulis di atas buku yang sekecil ini. Orang mengenal saya si anak nakal dari kota dingin Malang di Jawa Timur. Seperti anak-anak nakal yang lain sewaktu masih di SLTP dan di SLTA selalu menghabiskan waktu di club-club Cross Boy bersama anak-anak Kristen lainnya. Berkelahi dan tawuran adalah acara harian yang tak pernah jera, walaupun seringkali harus berurusan dengan BRIMOB. Di tengah-tengah keluarga militer Angkatan Darat, satu keluarga yang ditokohkan dan disegani oleh warga Kristiani (Protestan), di situlah saya dilahirkan. Empat belas Juli Sembilan belas empat puluh tiga. Pukul sembilan, persis hari Minggu saat lagu dan kidung suci bergema syahdu di gereja. Saya masih ingat betapa hebatnya orang tua menanamkan kebencian-kebencian dalam hati saya terhadap ajaran islam. Menurut penuturan ibu, itu berangkat dari tingkah laku oknum-oknum orang islam yang banyak membikin sakit hati ayah. Itulah sebabnya saya dilarang bergaul dengan mereka sehingga selalu mendapatkan pengawasan yang ketat. Hidup dalam kedisiplinan yang tinggi adalah ciri keluarga orang tua saya. Maklum keluarga militer. Pada usia tiga bulan saya dibaptis di gereja GPI Malang. Nama saya mulai disebut Jonathan Arnold. Tiga tahun kemudian mulailah saya diantar kesekolah Minggu (Zondaag School) di gereja, sampai kemudian melanjutkan ke SMP dan SLTA Kristen. 2. Aku Dikader Menjadi Pekabar Injil Kelebihan-kelebihan saya dalam sastra, kelancaran lidah saya dalam menyampaikan nats-nats suci Byble, ditunjang dengan keberanian dan penampilan saya yang menyakinkan, maka beberapa orang sesepuh (orang tua-tua) Gereja menyatakan bahwa saya cocok sekali untuk menjadi Pekabar Injil. Inilah awalnya mengapa kemudian ayah mengirim saya ke sekolah Theologi di Batu Malang. Nilai akhir saya yang gemilang di Theologia, ditambah suksesnya Theater Natal yang langsung saya tangani sendiri, para pendeta dan tokoh-tokoh gereja mendesak kepada orang tua saya agar mau mengirimkan saya ke Universitas Leiden dinegeri Belanda. Perjalanan ke negeri Kincir Angin saya lewati dengan mulus. Saya memilih jurusan Pekabaran Injil dan Filosofia. Penekanan prinsip matakuliah tidak jauh dari apa yang pernah saya terima dari STI di Batu Malang. Ilmu Filsafat dan pendalaman-pendalaman Sosiologi, Didaktik, Methodik dan Psychologi. Ilmu perbandingan agama pada hakekatnya hanya menampilkan penonjolan-penonjolan ajaran Gereja dengan Dogmatisme yang tinggi, disamping selalu menyudutkan ajaran-ajaran agama lain terutama agama Islam. Semua literatur yang Non Church Orientes dianggap palsu dan sesat. Seorang pekabar injil pada hakekatnya adalah pengembala. Manusia tidak lebih dari domba-domba yang harus digiring ke Rumah Tuhan menuju Jalan Kasih dan Penebusan Dosa. Pekabar Injil berfungsi sebagai Duplikat murid-murid Tuhan Yesus dan menjadi Wakil Tuhan di dunia. Studi tour ke IOWA di Amerika Serikat dan Australia beberapa bulan saya menghasilkan tingkah laku dan pola pikir kebarat-baratan. Pada saat saya diangkat menjadi pendeta di Kab. Lumajang akhir tahun 1967, saya langsung membentuk Missi Pekabaran yang istilah umum dikenal dengan Kristenisasi. Apa yang saya lakukan ini sama sekali bukanlah hal yang baru. Pada abad ke 4 M, agama Kristen menjadi agama negara di dalam pemeirntahan kerajaan Romawi dibawah Kaisar Constantien The Great. Dibawah pemerintahan Kaisar Agustinus (354-430) Uskup Hippo memulai dengan pemaksaan-pemaksaan. Yang tidak mau masuk kristen langsung dipancung lehernya. Bluntschli SK dalam bukunya Geschichte Des Rechts Der Religiosen Bekentnis Freiheid tahun 1987 terang-terangan memaparkan teori : Jika yang berkuasa selain orang kristen, dengungkanlah kebebasan beragama. Tetapi jika yang berkuasa orang-orang kristen adakan pemaksaan pemaksaan. Tahun 1184 Paus Lucius III mengadakan persetujuan dengan raja Frederik Barbarosa. Isinya : Pemaksaan agama yang harus dilakukan dengan dahsyat. Rencana itu rupanya baru bisa dilaksanakan pada zaman Paus Inocent III. Paus Gregory IX dan Paus Inocent IV. Rakyat tak ada yang berani melawan. Pada waktu saya membaca literaur ini diperpustakaan Leiden, sama sekali tidak timbul reaksi apa dalam benak saya. Saya anggap wajar dan memang harus begitu. Untuk menunjukkan kebenaran kerajaan Tuhan sekali-sekali harus dengan pedang. 3. Perjalanan Hidupku sebagai Penginjil Saya bentuk Missi Pekaburan. Saya susun personil-personil yang cukup terlatih. Terampil dan mau bekerja untuk Tuhan. Ramah tamah, murah senyum dan tak kalah pentingnya bekal yang harus dimiliki oleh anggota missi ini adalah sabar dan tahan pukul, sebab memang sangat berat. Mereka harus berani menyampaikan berita dari Allah Sang Penebus dengan “door to door system”. Semuanya harus dilaksanakan dengan ikhlas, bersih hati dan senang. Tuhan Yesus rela memanggul salib sengsaranya dari istana Pontius Pilatus sampai ke Bukit Golgota. Oleh karena itu selalu saya tandaskan tidak ada alasan untuk berberat hati melaksanakan perintah. Dan perintah itu sudah ada dalam Injil Tuhan, Matius 28 ayat 19 “sebab itu pergilah kamu, jadikanlah semua bangsa itu murid-muridku”. Dalam Lukas 14 ayat 23 : “Maka keluarkanlah engkau, pergi ke jalan-jalan raya dan semak-semak, ajaklah semua orang masuk supaya rumahku penuh”. 4. Kucari Kelemahan Orang Islam Sebelum operasi benar-benar mulai, saya tebarkan anggota missi meneliti daridekat peri kehidupan orang-orang islam. Ternyata ada tiga macamkelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh oran-orang Islam. 1. Banyak orang islam yang hanya ikut-ikutan. Islamnya hanya bersifat tradisionil dengan tidak mengerti apa sebenarnya Islam dan apa tujuannya. 2. Karena pemahaman yang kurang inilah mungkin, sehingga nempak dariluar selalu terjadi kontradiksi-kontradiksi antar orang Islam. 3. Karena pemahaman agama yang kurang, maka timbullah penyakit-penyakit serakah, tamak dan bakhil. Tidak mau menolong fakir miskin dan anak-anak yatim. Dengan tiga faktor ini missi mulai saya gerakkan. Darah militer orang tua rupanya mengalir juga dalam tubuh saya. Berlagak bagai jenderal mengatur pasukan tempur, saya buatlah peta strategis yang mengarah pada sasaran-sasaran pokok : a. Daerah-daerah Terpencil b. Daerah-daerah berpendidikan rendah c. Daerah-daerah berekonomi lemah Operasi ini disebut Operasi Simpati sebab dilaksanakan dengan maksud memperoleh simpati dengan jalan menolong fakir miskin. Dana cukup besar, selain dari Jamaat sendiri yang cukup lumayan (perlu diketahui umumnya orang Kristen memiliki sifat terpuji, yaitu mudah mengeluarkan sebagian rizkinya untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan). Juga dari bantuan luar negeri (dari negeri Belanda, dari Amerika dan dari Australia). Saya sendiri selalu berpesan kepada anggota missi agar segala sesuatunya dibuat sehingga tidak ada kesan menarik orang masuk Kristen. 5. Strategiku Memurtadkan Orang Islam Yang kesulitan biaya untuk sekolah diberi bea siswa. Yang sakit diberi obat-obatan. Yang susah dihibur. Yang lapar diberi makan, yang lemah ekonominya diberi modal. Bahkan yang keluarganya matipun ditolong mulai dari beaya macam-macamnya sampai pelaksanaan penguburan. Tentu saja dengan cara gereja. Nampak dari luar, seolah-olah ini lebih merupakan missi kemanusiaan. Dengan cara ini banyaklah orang-orang yang masuk tanpa diajak. Hasilnya ? dalam waktu relatif singkat di Kepanjen Malang Selatan 40 orang masuk Kristen. Daerah Kawedanan Wlingi, daerah Srengat dan Kesamben serta Sumber pucung tidak kurang dari 84 orang. Daerah Mojojejer, Mojoroto, Mojoagung dan Mojokerto sendiri sekitar 50 orang islam masuk Kristen. Mulaidari Kecamatan Jatiroto, Lumajang kota, Tempeh, Pandanwangi, Kalibening, Tempursari sampai Apel Gading dalam buku catatan saya tidak kurang dari 300 orang Islam masuk Kristen. Laporan dari Jember dan sekitarnya sedikitnya 40 orang bisa ditarik. Informasi dari Banyuwangi yang resmi masuk sangat mengangumkan lebih kurang 400 orang. Sekolah-sekolah Kriten/katholik. Rumah sakit adalah merupakan jaringann missi Kristenisasi. Namun betapapun besarnya angka yang bisa dicapai oleh missi, saya belum yakin bahwa orang-orang itu bisa dipercaya, sebab saya melihat sendiri ajaran islam sudah benar-benar mendarah mendaging. Bayangan ketakutan selalu membayang, jangan-jangan orang-orang itu hanya masuk lantaran ada pemberian-pemberian. Bukan karena hendak menerima Sang Kristus. Dan karena itu saya berikan formula baru untuk menghancurkan imanorang-orang islam. Saya kembangkan model pergaulan bebas antara muda-mudi. Saya kenalkan dengan Valentine Days dengan Free life methode. Mode-mode pakaian ala barat yang tidak sesuai dengan alam Islam. Kesenian, kebudayaan dan olah raga saya buat begitu rupa hingga jadwal kegiatannya sering-sering melampaui saat-saat ibadanya orang islam. Di bidang pendidikan peranan guru adalah sangat besar. Mengadakan kursus-kursus dengan alasan mengejar ketinggalan pelajaran dan waktu diambil pukul 17.00 sampai datang pukul 20.00. saat-saat mengaji anak-anak hilang, bahkan saat-saat shalatpun hilang. BAB II MANUSIA BOLEH MERENCANAKAN TAPI TUHAN YANG MENENTUKAN 1. Usahaku melemahkan Pondok Pensantren Kandas Ada satu kalimatyang selalu saya gunakan untuk menutup do’a “bapa kamu yang ada di sorga, di atas semua kehendakku, diatas semua kehendak anak-anakmu, semoga kehendakmu sajalah yang jadi…..”. Agaknya do’a saya ini menjadi kenyataan. Sistem, metode sudah saya bikin, personil untuk pelayanan pekerjaan Tuhan sudah saya siapkan. Bahkan gereja sudah saya bangun lengkap dengan schedule kegiatannya. Dalam perjalanan Pekabaran Injil ke daerah Jember saya rencanakan hendak melemahkan Pondok-pondok Pesantren, terutama Pondol Pesantren Kyai Haji Achmad Shiddiq. Di sinilah saya bertemu dengan gadis berkerudung putih. Pertemuan yang kemudian membuahkan pernikahan antara seorang Pendeta dan seorang Muslimah. Mungkin orang bertanya, mana bisa Pendeta menikah dengan Muslimah? Kenapa tidak bisa. Saya berpura-pura sudah masuk Islam dengan surat palsu dari penghulu Jatiroto. Dibuatlah perjanjian, yang Islam tetap dengan Islamnya dan yang Kristen tetapke gereja. Rumah tangga berjalan aman hanya beberapa hari saja, sebab masing-masing punya akidah yang tidak bisa dipertemukan. Kebencian saya terhadap Islam makin lama semakin tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Terjadilah pertengkaran demi pertengkaran dan setiap kali saya marah, Muslimah ini tidak pernah melawan, langsung shalat dan baca Al-Qur’an. 2. Hatiku Mulai Mendapat Petunjuk Terus terang saya belum pernah pegang Al-Qur’an, kalau membuang hampir setiap hari. Pada waktu itu terjadilah sesuatu yang aneh. Tengah malam di saat manusia sekitar tidur nyenyak, sepi dan begitu heningnya,Al-Qur’an saya buka. Seluruh tubuh seolah gemetar dan bulu roma berdiri. Saya tidak tahu kenapa. Al Qur’an saya buka persis pada halaman dimana ada pita pembatas kuning. Bekas dibaca tadi rupanya. Mata saya melihat tulisan, hati saya seperti diketuk-ketuk dari langit. Saya baca di atasnya “ “Surat Ar-Rahman”. Ada kalimat Tuhan yang sederhana tapi seperti diulang-ulang. Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan. Tidak terhitung jumlahnya. Manusia sudah diberi otak agar dapat memikirkan, merenungkan ciptaan-ciptaan Tuhan itu. Agar otak itu sendiri mampu bekerja yang menghasilkan amal shalih dan rasa syukur. Agar otak itu sendiri menghasilkan akal mana yang pantas disebut Tuhan dan mana yang tidak pantas disebut Tuhan. Lembar demi lembar saya buka, dan tiba-tiba mata saya tertumbuk pasa satu kalimat : “Surat Maryam”. Saya amat terkejut. Maryam ini kan ibunya Tuhan Yesus. Timbul kecurigaan saya. Barangkali dalam Surat ini Nabi Muhammad akan menjelek-jelekkan orang-orang Kristen. Kalau memang demikian, Al-Qur’an akan sayarobek-robek. Setelah dengan tekun saya baca, ternyata Al-Qur’an menceritakan bunda Maryam jauh lebih hebat, lebih mulia dan lebih luhur daripada di dalam kitab saya sendiri. Maryam di dalam Al-Qur’an dikisahkan mulai kecil sudah diserahkan ke mihrab (tempat peribadatan), diasuh oleh Zakaria. Mulai masih kecil sampai dewasa Maryam tidak pernah keluar sama sekali dari mihrab. Seluruh hidupnya seolah-olah hanya digunakan untuk ibadah kepada Tuhan saja. Maryam tidak pernah keluar dari mihrab, karena itu apabila kemudian sejarah menyebutnya hamil, maka ini benar-benar datanya dari karunia Tuhan. Kisah lengkapnya bisa kita baca dalam AL-Qur’an Surat Maryam ayat 16 sampai 22. 3. Aku bandingkan Kasus Maryam antara yang ada pada Al-Quran dengan Injil. Di dalam Injil Matius 1 ayat 18 diceritakan bahwa sebelum hamil Maryam sudah bertunangan dengan Yusuf, sehingga pada waktu Maryam hamil dengan dalih apapun orang tidak akan percaya bahwa itu asalnya dari Tuhan. Al-Qur’an saya buka lagi. Surat Al-Ikhlas, terjemhannya saya baca : “Katakan wahai Muhammad, bahwa Tuhanmu hanya satu”. Saya mulai berpikir Tuhansaya kok tiga, yakni Allah Bapak, Allah Anak dan Rohul Kudus. Saya bongkar perbendaharaan buku saya. Saya cari lagi beberapa catatan, ketika saya masih di perpustakaan Leiden. Ternyata Trinitas ini adalah hasil keputusan konsili-konsili gereja, konsili necae, konsili Romawi I, II, Konstatinopel, konsili Suur, dll. Konsili tersebut perlu diadakan karena timbulnya bermacam-macam anggapan tentang Yesus Kristus. Dari segi kelahirannya yang tanpa bapak, dari segi mukjizatnya yang menabjubkan maka sebagian orang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan sendiri yang turun ke bumi. Kelompok yang memberi keputusan demikian disebut termasuk Credo Athanasian. Ada Credo Aposiles yang dipelopori oleh Arius, menyatakan bahwa yang dimaksud Anak Allah sesungguhnya adalah Yang Dikasihi Allah. Yang lain adalah Credo Nicene yang beranggapan bahwa Maryam telah melahirkan Tuhan, yaitu Yesus Kristus. Dari pertentangan pertentangan inilah lahir idea-idea konsili yang berkepanjangan, lalu diputuskan bahwa : Yesus Kristus adalah Tuhan sendiri yang disebut Bapa. Disebut Anak Allah karena Dia sendiri turun ke bumi untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa lewat proses kelahiran dari rahim dara Maryam. Disebut Roh Kudus karena memang Roh Yesus itu Roh Tuhan sendiri. Keputusan konsili ini yang terakhir adalah Trinitas. Mulailah timbul pemberontakan-pemberontakan dalam diri saya. Menurut hemat saya konsilii ini seakan-akan memberikan gambaran bahwa di dalam ajaran Kristen manusialah yang menentukan ujud Tuhan. Jadi bukan Tuhan yang menentukan ujud manusia, tetapi manusia menentukan ujud Tuhan. Trinitas memang disebut dalam Injil Yahya 5:7, “karena ada tiga saksi di sorga, yaitu Bapak, Firman dan Roh Kudus”. Dalam Matius 28 ayat 19…… membaktiskan semua orang dengan nama Bapa, Anak dan Rohul Kudus. Selain gambaran-gambaran semacam diatas, keputusan-keputusan konsili itu memberikan kesan kepada saya irrasionil (tidak rasional). Al-Qur’an ternyata benar-benar telah membukakan mata saya, menunjukkan satu definisi yang cukup mantap yakni Allah itu Esa adanya. Ini berarti bahwa bagi pemeluknya tidak boleh ada alternatif lain selain Allah. Monoloyalitas system, begitu pengertuannya. Allah tempat manusia meminta, berarti satu alamat yang jelas (clearing addres). Juga, tidak beranak dan tidak diperanakkan,berarti escara jelas menarik garis pemisah antara makhluq dengan khaliq-Nya. Tidak laki-laki dan tidak pula perempuan. Tidak ada awal dan tidak pula ada akhirnya. Tidak pula bisa diserupakan dengan makhluq macam apapun didunia ini. Surat Al-Ikhlas benar-benar telah merubah cara berpikir saya dari segi dogmatisme yang penuh khayal menuju pola pikir yang realistis rasional. Mazwar Syamsu pernah menyatakan bahwa yang logis itu datangnya hanya dari Allah, maka karena itu Islam praktis menjadi agama dunia dengan Al-Qur’an sebagai kitab sucinya yang khusus berisikan wahyu Allah. Memang aneh, bahwa sebelum saya baca Al-Qur’an, tidak pernah terlintas dalam benak saya tentang apa dan siapa sebenarnya Allah itu. Rohani saya berontak ingin keluar dari alam yang penuh khayal dan dogmatisme. Cepat-cepat saya ambil kitab injil saya yang selama ini menjadi jiwa dan bagian dari hidup saya. Injil saya sejajarkan dengan Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an saya tidak melihat sama sekali nama Yesus. Yang ada hanya Isa. Mengapa? Saya cari jawabnya dalam Ensiklopedia. Saya cari dalam buku : Why Believer karangan Rendle Short. Saya cari dalam buku The Authority karangan D. Martyn Lloyd-Jons. Saya baca buku The Story of the Church oleh A. M. Renwick. Saya cari dalam buku A Hand Book of Christian Theology oleh Halverson & Cohn. Saya cari dan saya cari terus …….. Saya buka buka lagi Al Qur’an. Sayabuka buka lagi Injil. Dengan geram saya menggerutu sendiri. Islam tidak mengakui Yesus Kristus, yang diakui hanya Isa. Aneh memang, padahal oknumnya sama. Nada penderitaan yang sama pula. Mengapa? Saya baca lagi Al-Qur’an dengan tegas mengatakan bahwa yang dilahirkan oleh Bunda Maryam adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 30 Nabi Isa berkata : “Sesungguhnya aku ini seorang hamba Allah, diberinya akukitab Injil dan dijadikannya aku seorang Nabi”. Di dalam Injil Matius I ayat 21 : “Maka ia akan beranakkan seorang laki-laki dan hendakla engkau menamakan Yesus”. Yesus dalam keyakinan ummat Kristiani adalah Tuhan, sedang menurut logika Tuhan adalah oknum tertinggi, memiliki kekuasaan yang tidak terbatas serta tidak memilikiciri dan tidak memiliki kelemahan-kelemahan. Saya melihat di dalam Injil Matius ini adanya dialog yang kontroversial dengan sifat-sifat ke-Tuhanan. Matius III ayat 13 dan 14 ke Jarden supaya dibaktiskan oleh Yahya. Tetapi Yahya menolak kehendaknya, sambil berkata : patutlah hamba ini dibaktiskan oleh Tuhanku, masakan Tuhanku datang kepada hamba”. Dalam Perjanjian Lama Kitab Kejadian 18:1- 13 Tuhan singgah ke kemah Ibrahim, makan-minum, sempat berdialog dan bersenda gurau. Lebih enak lagi ketika mata saya tertumbuk pada Kitab Kejadian 32:25 – 32 Tuhan diceritakan berkelai dengan Nabi Ya’cub. Kalah lagi. Kejadian 6:6 Tuhan menyesal. Kitab Kejadian pasal 19 Nabi Luth berzina dengan puteri-puterinya sendiri. Pasal 20 diceritakan Nabi Ibarahim membiarkan isterinya Sarrah dizinai oleh raja Gerar. Aneh. Ada sesuatu yang terjadi di dalam diri saya perubahan sikap dan pola pikir yang mendadak sempat. Terasa seperti anak kecil yang sangat bodoh. Sekian tahun bergelut dengan ajaran-ajaran Gereja, sekian ribu kali membaca kitab Injil dan berkhotbah mengabarkan kebenaran Injil dan datangnya sang Juru Selamat Penebus Dosa. Saya ingat pendeta Marcus pernah menyatakan dalam sidang Jemaat Gereja “Qur’an adalah Allah sihirnya dari Muhammad. Saya merenung sejenak. Apakah saya telah terkena sihir atau mungkin benar kata orang-orang Islam bahwa Al Qru’an itu Mu’jizat yang dapat mengalahkan orang-orang yang memusuhinya? 4. Imanku mulai goyang. Saya jadi tambah bingung. Begitu Al-Qur’an saya baca begitu nampak ketidakberesan Injil. Tuhan lapar…. Tuhan berjalan-jalan, Tuhan makan –minum, Tuhan sudah…Tuhan berkelai. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan, tetapi adalah kelemahan-kelemahan manusia, kelemahan-kelemahan makhluq, selama ini saya selalu memakan ajaran-ajaran yang me”yaqini” bahwa Yesus itu Tuhan. Siapapun orangnya tahu bahwa Yesus adalah ujud makhluq yang bernama manusia. Dan sebagai menusia tentu saja dia banyak memiliki kelemahan-kelemahan di antaranya : sakit, susah, senang, lapar, makan, minum, dan tidak mustahil terkadang untuk mempertahankan diri dan ideanya harus berkelahi dengan sesamanya. Itulah manusia. Maka timbul Inner Contraductie dalam diri saya. Perang kebenaran dan ketidakbenaran. Tiba-tiba hati saya protes. Tuhan bisa berbuat apa saja yang Dia kehendaki. Janganlah hanya menjadikan manusia atau binatang, jangankan hanya berbuat susah, lapar, menyesal dan berkelai, berbuat apa saja yang Dia Kehendaki, mutlak bisa. Di sela-sela hati kecil saya seolah-olah ada yang bicara, halus, lembut tapi meyakinkan. Yah Tuhan memang bisa berbuat apa saja, bahkan menghancur lumatkan alam inipun bisa. Tetapi tuhan harus susah, harus lapar, harus menyesali perbuatannya, bahkan harus berkelai… untuk apa? Tuhan Maha Kuasa, tidak perlu bagi-Nya harus susah. Tuhan Maha Kuasa, tidak perlu bagi-Nya harus lapar, sampai-sampai harus berkelai untuk mempertahankan sesuatu. Tuhan Maha Bijaksana, tidak perlu bagi-Nya harus menyesali perbuatan-Nya. Kitab Suci seharusnya lebih menampilkan kegagahan, keperkasaan, Rahman dan Rahim-Nya Tuhan. Al-Qur’an saya pandang beberapa saat tanpa kedip mata. Terbayang dan mengejek saya : Letakkan otakmu di kepala dan berbicaralah pakai akal. Saya terhempas di kursi panjang,persisi seperti petinju terkena pukul KO. Hari masih pagi ketika itu. Langit nampak cerah dan matahari begitu hangatnya. Badan saya terasa amat berat, semalam tidak tidur ditambah pikiran yang kalut. Kemarin saya bertengkar dengan isteri, pertengkaran yang selalu timbul karena keyakinan yang berbeda. Istri minta pulang ke rumah orang tuanya. Alasannya tidak kuat menahan perasaan karena suami selalu memojokkan bahkan menghina keyakinannya.saya masih ingat ketika kemarin dia berubah jadi berani menyampaikan protesnya : “………. Maaf Mas. Saya mau nikah sebenarnya bukan kemauan hati saya. Ini semua kehendak orang tua. Di Islam hukumnya anak harus taat kepada kedua ornag tua. Saya sudah taat. Tetapi rupanya saya mau di Kristenkan. Maaf Mas, bagi saya lebih baik kehilangan Mas dari pada harus kehilangan iman saya. Besuk setelah shalat shubuh tolong antarkan kembali ke orang tua saya.” Tiba-tiba istri saya sudah duduk di kursi tidak berapa jauh dari saya. Berpakaian Muslim pakai jilbab dan tasnya di atas meja. “Kamu tetap tinggal di rumah ini bersama saya”, kata kataku memulai. Dia menatapku dengan padangan yang tajam “ “sampai perasaanku hancur, sampai imanku juga hancur …… ???””. “Tidak ……!!!” jawabku tegas dan memastikan. “Aku tidak berbuat sekasar itu lagi terhadapmu. Aku berjanji di depan Tuhan, kau bebas dengan agamamu, bahkan kau bebas membaca Kitab Sucimu. Tadi malam kitab itu telah aku baca. Isinya luar biasa dan benar mutlak. Tapi maaf …. Aku masih belum yakin, bahwa Islam agama yang benar. Aku akan menyelidiki”…… “kalau Islam bena, Mas?”……”Kalau Islam benar Aku masuk Islam, tetapi kalau ternyata Islam salah, keliru kamu masuk gereja”. 5. Aku Mulai Tertarik pada Islam. Maka mulailah saya membeli buku-buku pelajaran agama Islam. Saya minta bantuan kekeduaan-kedutaan Islam, bagian penerangan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Saya datang ke pondok-pondok Pesantren mulai dari Banyuwangi sampai ke Kediri. Tidak ada waktu yang berlalu dengan kosong, saya isi seluruh waktu dengan perbandingan-perbandingan. Saya bertekad mencari kebenaran-kebenaran itu. Saya tidak ingin hati dan mulut saya berbeda ucapan. Mulailah saya baca sejarah perkembangan agama. Saya baca The Historical Element in Religion oleh C.J. WEBB. Saya baca Incyclopedia of Religion and Ethics oleh RW. Dale. Islam dibawa da dikembangkan oleh para pedagang. Dalam Al-Qur’an saya baca terjemahannya : “Tidak aku utus engkau wahai Muhammad kecuali untuk membawa rahmat bagi seluruh alam. Membawa ketentraman dan kedamaian”. Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui penjajahan Belanda dan sekutunya. Siapapun tidak bisa memungkirinya, apalagi kalau membaca Injil Matius 10:34 “Janganlah kamu sangkakan Aku datang membawa keamanan di bumi ini. Bukan aku datang membawa keamanan melainkan pedang”. Islam mengangkat derajat manusia ke jenjang kemulaiaan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 70 terjemahannya : “Dan sesungguhnya telah kamu muliakan anak cucu Adam, Kami tempatkan mereka di daratan dan di lautan, Kami berikan rizqi dari barang yang baik-baik, Kami lebihkan mereka dari pada kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan dengan sebenar-benar kelebihan”. Bahkan dalam surat Al-An’am difirmankan : “Dialah (Allah) yang telah menjadikan manusia kholifah di bumi”. Kholifah adalah pemimpin, manajer di bumi. Di gereja manusia dikategorikan sebagai “domba”. Kita tahu bahwa domba adalah binatang, sementara Pastur dan Pendeta di anggap Penggembala. Dalam Injil Matius 10 : 5 These twelve Yesus send ford and commanded them, saying : Go not into the way of the gentiles, and into any city of the Samaritans enter ye not. But go rather to the lost sheep of the house of israil”. Maka kata Yesus kepada kedua belas muridnya : janganlah kamu masuk ke negeri orang kafir dan jangan kamu masuk ke negeri orang Samaria, tetapi masuklah kamu ke negeri “domba-domba” bani Israel yang sesat. Al-Qur’an memberikan gambaran tentang sifat-sifat Allah yang tergambar dalam Al-Asmaul Husnah, yaitu 99 sifat-sifat yang mulia, yang tidak terdapat sama sekali pada sifat dan karakteristik manusia. Kitab Injil saya ternyata memberi gambaran tentang sifat tabiat Tuhan tidak lebih dari pada sifat dan tabiat Manusia. Dalam Matius 26 : 38 Tuhan susah. Kemudian kata Tuhan Yesus kepada mereka itu : Hatiku amat sangat berduka cita, hampir mati rasaku. Tinggallah kami disini dan jagalah. Rasa takut yang semestinya tidak dimiliki Tuhan dijelaskan dalam Matius 27 : 46 Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Tuhan Yesus dengan suara yang nyaring : Eli, Eli, Lama Sabachtani. Artinya Ya Tuhan, ya Tuhan mengapa engkau meninggalkan aku. Dari sini Kitab Injil ini semakin membuat saya lebih bingung lagi, Tuhan yang mana lagi ini? Dalam Injil Lukas 2 : 21 Tuhan sunat ketika umur 8 hari, lalu diberi nana Yesus. Satu hal yang amat mengherankan, bahwa pada akhirnya Tuhan dalam Injil mati. Dalam Injil Markus 15 : 46 Maka Yusufpun membeli kain halus, lalu menurunkan mayat Tuhan Yesus, dikafaninya dengan kain halus itu serrta meletakkan Dia di dalam kubur. Al-Qur’an di terjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia dengan tidak pernah melupakan menyertakan aslinya. Pernah saya dengar ratusan ribu Al-Qur’an terpaksa dibakar karena dalam cetakannya kurang beberapa titik saja. Kitab Injil diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia tanpa menyertakan aslinya. Sehingga nilainya tidak lebih dari terjemahan dari terjemahan. Padahal terjemahan istilah satu negara (bangsa belum tentu bisa diterjemahkan secara pas ke dalam bahasa lain. Kejanggalan-kejanggalan ini menyebabkan hati saya semakin bernafsu untuk mengejar sampai dimana kekeliruan-kekeliruan ajaran Kristen dan sampai dimana kebenaran-kebenaran ajaran Islam. BAB III PERUBAHAN KEYAKINAN DAN JALAN PIKIRANKU 1. Antara Dulu dan Sekarang Sejak kecil ajaran yang masuk dalam jiwa saya adalah bahwa Yesus Kristus mati di tiang salib untuk menebus dose manusia. Semua orang Kristen yakin bahwa Tuhan punya putra. Satu-satunya putra yang menjelma dalam proses kelahiran lewat rahim dara Maria. Dia dan suaminya Yusuf si tukang kayu mendapat informasi itu dari malaikat. Setelah cukup waktunya lahirlah Anak Tuhan dalam wujud anak manusia. Dia berkembang seperti anak-anak yang lain dan ketika sudah dewasa banyak membuat mu’jizat-mu’jizat. Ajaran-ajarannya banyak bertentangan dengan ajaran-ajaran Yahudi, sehingga tidak mengherankan apabila Dia selalu dikejar-kejar, setelah ditangkap lalu digantung di tiang salib. Jadi Anak Tuhan itu hanya mampu beroperasi dalam waktu yang singkat. Kurang lebih tiga tahun. Menjelma-Hidup-Mati, kemudian dikuburkan. Setelah tiga hari Dia bangkit dari kuburnya menuju ke Sorga duduk disebelah kanan Tuhan. Menurut keyakinan Kristiani, Yesus memang harus mati ditiang salib demi menubus dosa manusia. Maka didalam Injil Matius dikatakan : Karena demikianlah Allah mengkasihi isi dunia ini sehingga dikaruniakannya anaknya yang tunggal itu agar supaya barang siapa yang percaya jangan binasa (bebas dosa) melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini berarti bahwa umat Kristiani sampai saat ini sudah bebas dosa (bersih dari dosa) sebab sudah idtebus oleh Yesus. Inilah yang disebut ajaran penebus dosa. Keyakinan Kristen menyatakan bahwa semua anak cucu nabi Adam berlumur dosa dalam kasus buah Khuldi. Sehingga karena kasus ini Adam dan Hawa diusir dari surga. Anak cucu nabi Adam ikut mewarisi dosa karena perbuatan nabi Adam. Yesus termasuk anak cucu Adam, akan tetapi tidak terkena dosa karena tidak lahir dari satu pernikahan. Ajaran penebusan ini sebenarnya menimbulkan pertanyaan. Apakah setiap orang selain Yesus bisa luput dari dosa? Di sekolah Theologi Kristen dogma ini sangat penting. Orang-orang Kristen membangun premis dan argumentasi tentang penebusan ini dengan dalih. Setiap manusia berada dalam kekuasaan dosa dan cakupan dosa ini universal. Penebusan juru selamat harus dipanggil. Manusia tidak dapat menebus dosanya sendiri karena termasuk jenis lemah dan selalu berbuat salah. Tuhan mengangkat tubuh manusia yang penuh dosa itu dan Yesus dapat mengikuti kekurangan manusia itu dan menebus dosanya. Ajaran Kristen menyatakan bahwa semua orang berdosa, semua orang hakekatnya jahat. Ketika saya lihat di dalam Injil Matius 5:45 yang berbunyi : karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik serta menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Saya menaruh kesimpulan bahwa sebenarnya Injil sendiri membagi mausia dalam dua bagian : manusia yang benar dan manusia yang tidak benar. Berarti ada manusia yang berdosa dan ada manusia yang tidak berdosa. Cobalah kita baca Injil Matius 5:10-12 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab karena ran, karena merekalah yang bakal punya kerajaan surga …. Sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nai sebelum kamu Nats ini terang-terangan menentang anggapan bahwa anak cucu para rasul diutus oleh Tuhan sebagai suri tauladan kebaikan dan kebenaran sebagaimana tertulis dalam Injil Nehemia 9:30 Namun bertahun-ahun lamanya engkau melanjutkan sabarmu terhadap mereka. Dengan rohmu engkau memeringatkan mereka, yakni dengan perantaraan para nabimu. Kembali pikiran saya menerawang penuh tanpa tanya. Bagaimana mungkin menjadikan seorang Rasul sebagai tauladan kebenaran dan kebaikan pembimbing umat manusia sudah dicap punya dasar dosa. Dan alangkah nistanya apabila Rasul utusan Tuhan pun terkena kategori dosa warisan. Cobalah. Tentang nabi Yahya as atau yang disebut Yahu Lukas 1 : 15 berkata : Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras, dan ia akan penuh dengan roh kudus mulaidari rahim ibunya. Sekali lagi. Keyakinan Kristen menyatakan bahwa semua manusia terkena dosa yaitu warisan dari perbuatan nabi Adam, kecuali Yesus Kristus karena lahir tidak melalui proses pernikahan. Semua nabi dan rasul lahir dari hasil pernikahan, kesimpulannya semua utusan Tuhan penuh dengan dosa semua. Termasuk nabi Yahya as. Padahal menurut Lukas 1 : 15 diatas, Nabi Yahya penuh dengan roh kudus sejak lahir. Mana yang benar? Kalau keyakinan Kristen diyakini benar berarti Injil tidak bisa dipercaya lagi. Contoh lain bahwa Injil sebenarnya tidak berfungsi lagi di gereja. Perjanjian Lama Imamat orang Lewi 11:27 dan lagi babi karena sungguhpun kukunya terbelah dua ia itu bersiratan kukunya, tetapi dia tidak memamah biak, maka haramlah ia kepadamu. Pendeta, Majelis Gereja dan para jemaat tidak mempersoalkan daging babi, sehingga dengan bebas mereka menjual dan membeli bahkan memakan daging babi. 2. Benarkah Yesus Mati Disalib Sekarang benarkah bahwa Yesus mati disalib? Semua anggota jemaat Kristiani sampai sekarang tetap menyatakan bahwa Yesus mati ditiang salib, sebagaimana disebutkan oleh Injil Matius 27:35, Lukas 23:33, Yahya 19:30, Markus 15:24. Keempat Injil menggambarkan begitu jelas penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi (Kaisar Pontius Pilatus) terhadap Yesus Kristus. Dipaku tangan kakinya, disuruh minum cuka dan ditampar pipinya. Salah satu sebabnya adalah karena Yesus mengaku sebagai raja orang Yahudi walaupun Yesus sendiri di hadapan Kaisar yang dimaksud Raja bukan raja dunia, akan tetapi raja akhirat. Puncak penghinaan sebelum disalib Yesus diberi hadiah mahkota duri yang dipakaikan di kepala Yesus sampai mengucur darahnya, lalu di atas mahkota itu diberi tulisan yang mengejek : Yesus Raja Orang Jahudi. Saya baca dan saya amati benar kasus penyaliban ini dan pada akhirnya saya berikan kesimpulan bahwa Yesus disalib oleh orang-orang Jahudi ini sebenarnya bukanlah problem agama, akan tetapi lebih mengarah pada problem politis. Bukti penyaliban inipun diambil dari penulisan-penulisan Markus, Matius, Lukas dan Yahya yang ditulisnya setelah puluhan tahun Yesus tidak ada. Saya masih ingat bahwa pada saat terjadinya peristiwa itu semua murid-murid Yesus bertebaran melarikan diri, sementara berkas-berkas penulisan wahyu dibakar habis. Ketika guru nya ditangkap, murid-muridnya lari dan catatan-catatan wahyu dibakar karena takut. Itulah satu bukti bahwa ajaran-ajaran Yesus Kristus tidak sampai mendasar. Sekian puluh tahun lamanya pengikut-pengikut Yesus hidup dalam ketakutan. Menjalankan ibadah dengan sembunyi-sembunyi. Di tengah-tengah kekalutan itulah muncul tokoh Saul yang langsung mend’wahkan dirinya sebagai Rosul, dan mengangkat Yesus sebagai Tuhan, dalam kisah rasul-rasul 9:1-20. Kita baca dalam 1 Korintius 1:1 berbunyi : Dari Paulus yang dengan kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus ………….. dan seterusnya. Di dalam Galatia 1;1 saya baca : “Dari pada Paulus seorang rasul, Bukannya dari manusia dari pada manusia, melainkan yang ditetapkan oleh Yesus Kristus serta Allah bapa yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati”. Terasa ada keanehan-keanehan dan kejanggalan ini justru baru muncul setelah saya membaca terjemahan Al-Qur’an. Baru terjemahannya saja. Yang memberikan kesaksiannya tentang Penyaliban itu adalah Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Benarkah empat orang ini murid-murid Yesus? Saya sendiri mulai ragu, sebab Injil sendiri menyatakan bahwa pada waktu terjadinya peristiwa penyaliban itu murid-muridnya bertebaran melarikan diri, bahkan diceritakan dalam Injil ketika Petrus ditanya oleh orang-orang Yahudi, langsung menyangkal (Matius 26:70). Lalu siapa sebenarnya empat penulis Injil yang mengaku sebagai murid-murid Yesus itu? Literatur-literatur saya buka. Penulis-penulis seperti Harnack dan Wils walaupun argumentasinya kurang jelas tetapi sedikitnya ikut membantu kesulitan saya. Diantaranya beliau menyatakan bahwa orang-orang Yahudi telah berhasil merombak pikiran-pikiran Yesus menjadi pikiran-pikiran Paulus. Dari ke dua penulisan itu saya mendapat informasi yang bersimpang siur tentang sejarah munculnya Paulus (Saul). Ada yang menyatakan bahwa Paulus hidup tidak pada zaman Yesus. Ada yang mengatakan bahwa Paulus muncul sekitar tahun 38 Masehi, ada pula yang menyatakan baru muncul sekitar tahun 80 Masehi. Yang jelas Paulus Lahir ditengah-tengah keluarga Yahudi yang sangat membenci pada agama yang di bawa Yesus. Ia belajar pada seorang guru agama yang bernama Gamalied. Seorang guru yang terkenal sebagai ahli Taurat dan Falsafah. Dari guru ini Paulus mendapatkan kepercayaan agama dari gabungan antara kepercayaan Yahwe dan Helenisme. Otaknya yang genius dan keberaniannya yang luar biasa dalam mengahadapi tantangan-tantangan, pada akhirnya beliau berhasil menyatukan idea dan pikiran-pikiran orang Gerika, Alexandria, Gybele dan Yahudi. Merasakan kepercayaan agamanya makin lama makin kehilangan pengaruh dengan munculnya agama yang dibawa oleh Yesus, agaknya ini mendorong dia bersemangat membela kepercayaan nenek moyangnya. Kebencian Saul digambarkan dalam Injil Kisah Rasul-rasul, dengan kekuasaannya sebagai panglima tentara Filistin ia kejar-kejar orang-orang kristen dia tangkapi dan dibantai. Agaknya usaha dengan tangan besi ini tidak membuahkan apa-apa, bahkan menimbulkan rasa anti pati di kalangan rakyat. Tetapi bagaimanapun sejarah tidak bisa membantah Saul adalah orang pintar. Ahli strategi militer, ahli filsafat dan ahli agama. Karenanya tidaklah mengherankan apabila dalam waktu yang singkat Saul dapat mengkibuli pengikut-pengikut Yesus sebagaimana diceritakan dalam Injil Kisah Rasul-Rasul 9:1-19 Dia bercerita bahwa satu ketika sedang ia berjalan dekat Damsyik petir menyambar di atas kepalanya sehingga ia rebah ke tanah, maka dari langit keluarlah satu suara, “Saul, …….. Saul mengapa engkau menganiaya Aku?” Secepatnya aku bertanya, Siapakah engkau ini wahai suara?..... Aku adalah Yesus Kristus Tuhanmu”. Dengan cerita yang hayal ini Saul berusaha menyambung tali putus, bahkan sempat bikin kejutan bahwa dia telah bertobat dantelah menyatakan masuk Kristen. Mulailah ia bekerja. Yesus diangkat jadi Tuhan, sementara dia sendiri mengaku sebagai rasul, menggantikan kedudukan Yesus (Rum 1:1), lalu di dalam Krintus 1 : 1, sebagai rasul ia kumpulkan kembali murid-murid Yesus, namun sia-sia, tidak satupun yang mau datang. Tiba-tiba muncullah penulis-penulis Injil yang menyatakan diri sebagai murid-murid Yesus, mereka adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yahya. Dengan keempat penulis Injil ini Saul berhasil mengubah wajah ajaran-ajaran Yahudi. Tuhan yang satu menjadi Tuhan Tiga (Trinitas). Sedangkan Isa menjadi Yesus Kristus, Baitulahmi menjadi Bethlehem. Persis seluruh referensi ajaran Isa dihapus total untuk kemudian diganti dengan ajaran-ajaran Yahudi. Sekarang mari kita lihat bagaimana pribadi Saul di dalam Injil. Dalam kisah Rasul-Rasul 16:37, ia ternyata mengaku orang romawi dihadapan orang-orang romawi. Dalam kisah Rasul-Rasul 22:2 ia ternyata mengaku orang Yahudi dihadapan orang-orang Yahudi. Sedangkan di dalam Kisal Rasul-Rasul 23:6 ia mengaku orang Parisi dihadapan orang-orang Parisi. Sikap pribadinya yang plin-plan ini terbawa pula didalam ajaran-ajarannya. Saul (Paulus) mengajarkan akan pengikut-pengikutnya bersikap plin-plan… Kita lihat dihadapan orang Yahudi dan berbuatlah seperti orang Gerika di hadapan orang Gerika”. Kesaksian-kesaksiannya pun ternyata bersimpang siur dan meragukan. Di dalam Kisah Rasul-rasul 9:4 berbunyi,”Maka rebahlah ia ke tanah, lalu didengarnya suatu suara yang mengatakan kepadanya : saul-saul mengapa engkau aniayakan aku?”. Di sini jelas bahwa dia hanya mendengar satu suara yang tidak nampak ujudnya, sedangkan di dalam kisah rasul-rasul 22:9, dia bercerita, “Sungguhpun segala orang yang bersama-sama dengan aku itu nampak cahaya itu, tetapi tiada mendengar suara dia yang berkata kepadaku”, dan di dalam Kisah Rasul-Rasuk 9:4 dia menyatakan sendirian rebah ke tanah tetap kita baca dalam Kisah rasul-rasul 26 : 14 semuanya rebah ke tanah. Untuk menjawab pertanyaan, benarkan Yesus di salib?, saya terpaksa merenung kembali, Kitab Injil tidak jemu-jemunya saya bolak-balik, saya baca perkata, peralinea, dan perhalaman, dan untuk ini saya konsentrasi dan picingkan mata untuk menyimaknya kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Ternyata saya temukan bahwa Saul (Paulus) lebih berperan di dalam Injil daripada Yesus sendiri. Kalau pada saat itu saya sudah meragukan Saul, berarti saya juga meragukan Injil sendiri. Kemudian menjadi bingung. Saya baca di dalam Ensyclopedia Britanica bahwa Matius adalah murid Yesus, Injil tulisannya berbahasa suryani. Meninggal dalam pelariannya di Ethopia pada tahun 60, sedangkan tokoh Saul (Paulus) baru dikenal pada tahun 80 Masehi. Hal ini berarti Matius yang menulis Injil dihadapan Saul itu bukan Matius murid Yesus. Markus jelas bukan murid Yesus, beliau iin adalah guru agama Yahudi yang terbunuh di Mesir pada tahun 62 Masehi, sedangkan Lukas juga bukan murid Yesus, tetapi adalah dokter pribadi Saul. 3. Pertentangan-pertentangan yang ku dapatkan dalam Injil Yahya murid Yesus, tulisan Injilnya tidak pernah diketemukan. Beberapa puluh tahun kemudian muncul Injil tulisan yahya di lingkungan sekolah Iskandariyah sudah diterjemahkan dalam bahasa Yunani, namun tidak jelas oleh siapa. Karena Injil ternyata tidak diangkat dari sumber aslinya, maka kemudian terjadilah banyak pertentangan di dalamnya, antara lain sebagai berikut : 1. Kitab Kejadian 46:21 menyebutkan anak Bunyamin 10 orang, sedangkan didalam Kitab Bilangan 26:38 menyebutkan anak Bunyamin 5 orang, dan dalam kitab I Tawarekh 7:8 anak Bunyamin sebanyak 3 orang; 2. Dalam II Raja-raja 8:26 menyebutkan umur Ahazia waktu naik tahta 22 tahun, sedangkan di dalam II Tawarekh 22:2 menyebutkan umur Ahazia waktu naik tahta 42 tahun; 3. Dalam II Samuel 24:9 menyebutkan bahwa dalam kerajaan Daud ada sebanyak 800.000 orang yang tahu menghunus pedang, sedangkan di dalam Tawarekh 21 :5 ada sebanyak 1.100.000 orang yang tahu menghunus pedang; 4. Dalam II Samuel 8:4 Daud menawan 1.700 orang berkuda, sedangkan dalam I Tawarekh 18:4 Daud menawan 7.000 orang berkuda. Dan masih banyak lagi nash-nash yangsaling bertentangan antara satu dengan yang lain, bahkan lebib menjijikkan dalam kitab suci saya ini ternyata penuh dengan gambaran-gambaran yang kurang layak dan sedap sebagai kitab suci, seperti yang antara lain tergambar berikut ini. Dalam Kitab Kejadian pasal 19 disebutkan bahwa Nabi Luth menyerahkan kedua putrinya yang masih perawan untuk dizinai oleh pemuda-pemuda Sodom dan Gamorah. Kitab kejadian pasal 20 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim membiarkan istrinay Sarah dizinai oleh Gerar, sedangkan di dalam II Samuel 11:4 Nabi dan Raja Daud berzina dengan Uria istri seorang perwira bawahannya. Kalau dalma Kitab Perjanjian Lama terdapat banyak pertentangan nash antara satu dengan yang lainnya, maka di dalam Kitab Perjanjian Barupun banyak ditemui adanya pertentangan-pertentangan. Kitab Rum 3 : 31 menyebutkan, “Jikalau demikian adakah kami ini membatalkan Taurat? Tidak, sekali-kali tidak”. Sedangkan di dalam Kitab Rum 4:15 menyebutkan, “Taurat Musa itu mendatangkan murka, maka siapa yang melakukan hukumnya tidak dibenarkan”. Dalam Kitab Injil karangan Markus 12:29 menyebutkan, ”Dengarlah olehmu hai Ismail, adapun Allah kita adalah Tuhan Yang Esa, ”Dan menurut Yahya 5:7 menyebutkan, “Karena ada tiga saksi disurga, yaitu Bapa Firman dan Roh Kudus”, dan ayat ini dipertegas lagi oleh Matius 28:19 bahwa, “ Yesus menyuruh murid-muridnya pergi keseluruh bumi membabtiskan orang dengan nama Bapa, anak dan Roh Kudus”. Melihat pertentangan-pertentangan yang demikian, maka semakin goyah iman saya, sult untuk percaya lagi pada kebenaran Kitab yang selama ini menjadi bagian dari hidup saya.. Betap tidak ?, Kitab ini semakin nampak kotor di mata saya. Campur tangan menusia terlihat lebih nampak daripada wahyu-wahyu yang sebenarnya. Kesaksian Markus, Matius, Lukas, dan Yahya tentang Penyeliban Yesus mutlak tidak dapat diterima!, Pertama, karena keempat penulis Injil tersebut bukan murid Yesus sendiri. Kedua, keempatnya tidaklah hidup se jaman dengan Yesus. Ketiga, tampak dan terasa benar bahwa nara sumber ceritanya berasal dari Saul yang sebenarnya tidak pantas menyandang gelar Rasul! Kalau orang-orang Kristen tetap mengakui bahwa yang disalib itu adalah Yesus, maka sekarang saya bisa memberikan jawaban : bahwa hal itu adalah salah dan amat salah! Anak kecil saja akan tahu bahwa yang disebut Tuhan adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Jangankan hanya menghancurkan ornag-orang Filistin, dunia beserta isinya ini akan hancur berkeping-keping bahkan akan musnah dalam sekejab apabila Dia menghendakinya. Yesus dianggap sebagai Tuhan yang disalib untuk menebus dosa. Secara logika Tuhan tidak perlu harus disalib hanya untuk keperluan menebus dosa, ataukah kalau memang harus begitu, mengapa Tuhan harus menangis dan berdo’a ketika menghadapi saat-saat terakhirnya, seperti yang digambarkan oleh Matius dalam Injilnya. Bahkan Matius 27:46 memberikan gambaran betapa hebat rasa takutnya menghadapi maut, dia berteriak-teriak, “Eli, Eli, lama sabachtani” (Ya Tuhan, Ya Tuhan, mengapa engkau meninggalkan daku). Lalu siapa yang disalib?. Para peneliti banyak berbeda pandangan, akan tetapi pada prinsipnya mereka menolak bahwa Yesuslah yang disalib. Semakin ditekuni dan diteliti, ternyata Injil ini semakin menampakkan kepincangan-kepincangan atau kekeliruan-kekeliruan. Saya membeli buku-buku agama Islam, saya meminta bantuan ke Kedutaan negara-negara Islam, bahkan saya juga meminta bantuan ke Rabithah Al Alam Islamy. Penulis-penulis Islam seperti Prof. Dr. Hamka, M. Yunan Nasution, Prof. Dr. Hasbi Ashidiqqi, Naswar Syamsu, Prof. Dr. Ahmad Syalabi, dan masih banyak lagi penulis Islam yang lain, rata-rata menyampaikan risalah Islam dengan Logika. Saya belum puas hingga di sini, kemudian saya datangi pondok-pondok pesantren, mulai dari Pondok Pesantren Blok Agung KH. Sukorejo Situbondo, KH. Hamid di Pasuruan, KH. Adlan Ali di Cukir, KH. Machrus Ali di Lirboyo Kediri, dan masih banyak lagi Kyai (Ulama) yang saya kunjungi. Saya meneliti tentang kebenaran Islam ini kurang lebih selama 5 (lima) tahun. 4. Aku resmi Keluar dari Gereja Protestan Ada satu peristiwa yang perlu saya ceritakan dalam kesempatan ini. Pada suatu malam saya bermimpi melihat menara gereja saya yang dikerubuti burung-burung. Padasaat saya memandang kelangit, makalangit mendadak terbuka, saya melihat malaikat-malaikat turun, bidadari-bidadari turun, dan bahkan ada seorang bidadari cantik yang menyanyikan lagu yang sangat merdu, sampai saya terjaga dari tidur, sepertinya masih kedengaran suara bidadari itu. Setelah saya amati benar, ternyata itu bukanlah suara bidadari, tetapi suara istri saya yang membaca Al Qur’an pelan-pelan. Mengetahui saya bergerak-gerak dalam tidur itu, oleh istri saya, saya segera dibangunkan, dan ia mengatakan, “Mas katanya ingin ketemu Tuhan, mari silakan”. Tengah malam itu saya bangun, di luar bukan main derasnya hujan yang diselingi suara petir menyambar-nyambar. Saya bangun dan cuci muka di kamar mandi, terus langsung duduk di atas sajadah yang biasa digunakan istri saya sholat. Saya memang sering meniru istri saya bangun ketika tengah malam. Kalau istri saya sholat tengah malam, saya Cuma berdo’a saja. Malam itu saya khusuk betul dalam berdo’a, sementara hujan di luar masih deras yang diselingi bunyi petir yang menyambar-nyambar. Karena saya berdo’a terlalu khusuk sehingga tidak terasa air mata saya berlinang, dalam do’a saya memohon kepada Tuhan, “… Ya Tuhan tolonglah saya, berilah petunjuk kepada saya, kalau memang benar Yesus itu Tuhan, tetapkan hati saya. Akan tetapi kalau bukan, tolong beri saya petunjuk kepada siapa saya harus menyembar”. Tiba-tiba badan saya menjadi menggigil, dan keirngat dingin mengucur dengan derasnya… seakan kembali terngiang suara ulama-ulama, kyai-kyai yang pernah berdialog dengan saya, atau suara-suara dari buku-buku Islam yang saya pelajari seolah semuanya datang dan terngiang-ngiang di telinga saya, dan di dalam hati kecil saya terasa ada/tumbuh saya pertanyaan yang positif, “… Yah, Islam adalah agama yang benar”. Setelah itu secepatnya saya ambil secarik kertas, dan saya tulis seurat kepada Dewan Gereja (Mejelis Gereja). Di Jatiroto Lumajang dengan tembusan ke Jakarta. Isi surat saya : Pernyataan keluar dari gereja protestan. Ketika membaca surat saya ini, istri saya terkejut, ia berkata, “terlalu cepat pernyataan ini, sudahkah engkau pikirkan benar?” saya menjawab “Bagiku bahkan terlalu lamban, sekian lamanya aku terombang-ambing antara kebenaran dan ketidak benaran, aku sudah tak sanggup lagi membohongi diri sendiri”. Sudah mantap benar?”, tanya istri saya. Saya jawab, “Yah, aku mantap bahwa islam adalah agama yang benar!”. Selanjutnya istri saya mengatakan, “Kalau begitu mari saya bimbing untuk membaca syahadat”. Istri saya ambiul wudhu’ terus sholat dua rakaat. Sementerabitu saya melihat lonceng di dinding menunjukkan pukul 02.10 WIB dini hari. Usai sholat, tangan saya dijabat, katanya, “Mari saya bimbing masuk islam, disaksikan oleh Allah sendiri, disaksikan oleh seluruh Malaikat, disaksikan oleh seluruh Nabi dan Rasul, termasuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, coba tirukan : Asyhadu Alla Ilaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasullullah …”. Istri saya tampak tak kuat menahan air matanya, berderai bagaikan banjir bandang yang tidak terbendung lagi. Maka sejak itu tersiarlah berita dari mulut ke mulut, “… Jonathan masuk Islam…!” Majalah-majalah, surat kabar-surat kabar ternyata juga turut meramaikan berita ini. Ayah saya di kota Malang (Jawa Timur) mendengar kalau saya masuk Islam, kemudian memanggil saya pulang. Di hadapan saya kemudian Ayah menyodorkan majalah yang memuat berita saya telah masuk islam. Saya anggukkan kepala, dan saat itu muka ayah saya terlihat merah padam seketika. Ia marah betul, “Terlalu gila kamu…. Biaya orang tua habis banyak karena kamu. Ini berarti kamu telah mengkhianati cita-cita orang tua. Sekarang aku perintahkan kamu untuk pulang kembali ke Gereja…!” Kala itu saya hanya dapat menundukkan kepala tidak berani menentang wajah ayah saya yang merah padam itu. Saya jawab, “Tidak ayah, saya sudah menyatakan masuk islam, dan saya sudah berjanji mati bersama Islam…!” Ayah saya semakin berang dan tiba-tiba ia menggedor meja, “…. Terlau gila … jadi kau sudha benar-benar hendak meninggalkan gereja?”. Saya hanya bisa mengganggukkan kepala, langsung saja ayah saya menyahut dengan nada tidak senang, “Baiklah kalau kamu sudah tidak bisa diatur lagi, kamu tidak usah mengaku orang tua di sini. Keluar!, dan jangan menginjakkan kakimu lagi di rumah ini!”. 5. Aku Diusir dan menjadi Karyawan PG. Jatiroto Sejak itu saya di usir dan sayapun secepatnya meninggalkan rumah saya. Di jatiroto, saya ajak istri saya untuk sesegera meninggalkan rumah dinas Gereja. Tidak ada yang saya bawa dari rumah itu. Sebab saya memang merasa semua kekayaan di rumha itu milik gereja. Selanjutnya, saya ditolong oleh orang-orang Islam, ditempatkan rumah dinas PG. Jatiroto yang kebetulan tidak ada yang menempati. Alhamdullillah, berkat perjuangan tokoh-tokoh islam juga pada akhirnya saya masuk dan menjadi karyawan PG. Jatiroto. Mulailah sejak itu saya belajar sholat. Belajar membaca Al-Qur’an, di bawah tuntunan istri saya sendiri. Satu ketika, di saat lagi asyik-asiknya belajar sholat, datanglah adik saya yang anggotanya marinir duajip lengkap dengan anggota-anggotanya. Agaknya keluarga saya di Malang tetap akan memaksa saya kembali ke Malang dan kembali mengelola gereja. Saat itu dengan tegas saya jawab, “maaf, saya sudah memilih Islam dan berjanji mati dengan Islam”. Agaknya sudah diatur sebelumnya, begitu mendengar jawaban saya, ia langsung membuka sabuk kopelreim dan dipukul-pukul di kepala saya. Dan saya terjatuh ke lantai dengan berlumur darah. Saya baru sadar kembali setelah di Rumah Sakit Jatiroto. Kala itu, ulama-ulama dan tokoh-tokoh agama Islam sama berdatangan menjenguk saya di RS. Jatiroto. Setelah peristiwa itu, beberapa Ulama dan Kyai mulai menampilkan saya di masjid-masjid untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran ajaran Islam. Atas bimbingan dan dorongan dari mereka mereka itulah saya akhirnya lebih giat lagi memperlajari, meperdalam Al Qur’an dan hadist Rasullullah. Mulailah saya dikenal oleh masyarakat Islam secara agak luas. Waktu demi waktu saya selalu dipadati acara-acara pengajian, dari kampung ke kampung, dari pesatren ke pesantren, dari satu kota ke kota lain di Jawa Timur, di Bali, Lombok, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah dan Selatan, dan pada akhirnya Alhamdulillah sampai juga di Malaysia. Bapak M. Natsir dengan Dwan Dakwah Islamiyah (DDII) nya mendengar cerita tentang saya, dan pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 8 September 1991 saya mendapat kehormatan di undang pada kesempatan Silaturrahmi Jamaah Muhtadien di Cisalopa Bogor Jawa barat, dimana pada kesempatan itu hadir pula para Pengurus Rabithah AL Alam Islamy dari Saudi Arabia. 6. Bergabung ke Jemaah Muhtadin Forum silaturrahmi Jaamaah Muhtadien ini adalah suatu acara yang diselenggarakan oleh orang-orang yang telah mendapat Hidayat (petunjuk) AllahSWT yang kemudian masuk kedalam islam, mereka ini terdiri dari bekas orang-orang kristen, bekas Pendeta maupun Pastur. Sejak itu, setiap kali diundang pengajian, saya selalu dipanggil dengan “Haji Muhammad Abdillah” sebenarnya saya meresa sangat malu sekali, karena pada kenyataannya, saya belumlah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Pada suatu malam, sepulangdari acara pengajian, sebelum berangkat tidur saya menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat tahajut. Pada saat sholat itu, sengaja saya menangis dihadapan Allah Azza wajalla, saya bermunajat, memohon kemurahan Allah agar saya dapat menunaikan ibadah haji. Setelah sekian puluh kali hal ini saya lakukan, ternyata Allah Yang Maha Rahman dan Rahim mendengar munajat saya, dan Alhamdulillah pada musim haji tahun 1992, di suatu pagi sekitar tiga hari setelah hari raya Idul Fitri, datang kepada saya sepucuk surat undangan dari Yang Mulia raja Fadh di Arab Saudi, yang isinya mengundang saya untuk menunaikan ibadah haji. Allah sungguh Maha Besar, saya seoalh dalam mimpi ketika tiba-tibasaya sudah bersujud di Masjidil Haram persis di muka Ka’bah. Kala itu air mata saya tak terbendung lagi, mengalir deras membasahi pipi saya, dan seolah-olah menjeritkan suara hatisaya. “… Yaa Allah, pada akhirnya telah sampailah saya yang sangat meletihkan dari Yerusalem ke Tanah Suci Mekkah, ampuni dan terima taobat hambamu ini, dan jadikan hambamu ini termasuk golongan haji yang mahbur… amien Ya Robbal Alamain ….”.
Posted on: Sat, 13 Jul 2013 07:54:26 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015