Fashion Syar’i Sebagai Perlawanan Terhadap Fashion Barat Oleh : - TopicsExpress



          

Fashion Syar’i Sebagai Perlawanan Terhadap Fashion Barat Oleh : Aditya Abdurrahman Abu Hafizh a.k.a Aik [1] SUBCHAOSZINE–Berpenampilan adalah salah satu aspek yg dibahas di dalam Islam, karena Islam memang sangat menghargai penampilan yang baik. Namun sesungguhnya disadari ataupun tidak, penampilan kita merupakan sarana – yang disengaja maupun tidak – membawa pesan tertentu dari dalam pikiran kita kepada orang lain yang melihatnya. Meskipun kita pernah menyengaja sekalipun, memakai pakaian yang seadanya, tetap saja itu memberi pesan pada orang lain bahwa kita orang yang cuek, dan tidak peduli orang lain mau berpersepsi apa kepada penampilan kita. Sehingga, apapun yang kita pakai, disengaja atau tidak, adalah aktivitas komunikasi. Jika kita membaca berbagai literatur yang beredar tentang perkembangan dunia fashion di Barat, maka kita akan melihat berbagai fenomena yang membuat suatu style fashion disuatu era bisa berubah. Salah satu yang menjadi fenomena perubahan-perubahan itu adalah adanya perlawanan dan perjuangan akan identitas, budaya, maupun kelas sosial. Misalnya fashion punk yang muncul seiring dengan lahirnya gerakan subkultur punk di Inggris. Seluruh apa yg mereka pakai, seperti sepatu boots, celana jeans belel, rambut acak-acakan dan jaket kulit penuh spike, bukanlah tanpa maksud ketika itu semua mereka kenakan. Atribut yang mereka kenakan tidak lain sebagai bentuk perlawanan terhadap upper class yg didominasi oleh penguasa yang tidak adil, dan kaum borjuis. Benturan peradaban Fenomena benturan dua peradaban ( clash of civilization) antara peradaban Barat dan peradaban Islam, menurut para pengamat politik dunia, sudah menjadi sebuah keniscayaan yang pasti akan kita hadapi. Dalam pertikaian ini – sedikit atau banyak – hampir tidak ada satupun bidang ilmu yang tidak memiliki kontradiksi antara pandangan Islam dan Barat. Termasuk dalam bidang fashion. Trend dan perkembangan fashion Barat yang jauh dari aspek ruhiyah, jelas tidak semua dapat diadopsi oleh umat Islam sebagai acuan. Cara pandang Barat jelas berbeda dengan cara pandang Islam. Sebagian bisa ditolerir, sebagian lagi justru bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Kita bisa mencoba menyebutkan mode-mode Barat yang populer dan dipakai oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. Mulai rok mini, tank top, bikini, dan puluhan nama pakaian lain yang tidak menutup aurat, semuanya merupakan hasil karya fashion Barat yang sudah umum diterima dan dikenakan oleh umat Islam ditempat umum. Sehingga fenomena ini merambat pada krisis moral dan etika yang berat dialami umat Islam. Membentengi arus pengaruh masuknya budaya Barat dalam bidang fashion juga menjadi hal yang memiliki urgensitas yang tinggi. Tanpa perlawanan, generasi- generasi muda Islam kedepan akan menjadi korban serangan degradasi moral dan etika dalam berpenampilan oleh Barat. Di zaman Nabi Saw, pakaian wanita yang dianggap mengundang syahwat dan pemicu fitnah bagi lawan jenisnya masih jauh lebih tertutup dibandingkan dengan pakaian wanita masa kini. Pun dahulu yang seperti itu sudah dianggap fitnah yang luar biasa. Lalu bagaimana dengan zaman sekarang yang perempuan-perempuannya justru merasa bangga dengan menggunakan bikini yang terbuat dari bahan tipis dan hanya menutupi sedikit tubuhnya lalu berlenggak-lenggok di depan milyaran manusia? Bisa membayangkan betapa jauh lebih besar fitnah yang disebabkan fashion modern di zaman ini dibandingkan zaman Nabi Saw dahulu. Fitnah yang dihasilkan dari buruknya fashion Barat juga berdampak pada menurunnya kualitas ibadah dan keimanan umat Islam. Bagaimana tidak, di era globalisasi komunikasi ini kita jauh lebih sulit membentengi diri dari terpaan fitnah syahwat yang begitu mudahnya kita temui diberbagai media massa. Gambar-gambar wanita yang mengumbar aurat begitu mudahnya kita temui di televisi, koran, majalah, internet, bahkan terpampang di media-media outdoor sepanjang jalan raya yang kita lalui setiap hari. Itu semua secara tidak langsung bisa mempengaruhi kualitas ibadah dan keimanan kita, sebagaimana Imam Syafii yang kehilangan sebagian hafalannya hanya karena tidak sengaja melihat betis perempuan saat perjalanan menuju tempat dirinya belajar. Ini tidak bisa dibiarkan. Tapi apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya sudah kita dapati dari Allah Swt sejak 1400 tahun yang lalu. Kita cukup mengembalikan lagi seluruh kaidah-kaidah berpakaian kita pada Al-Quran dan As-sunnah. Karena membuat gerakan yang radikal dengan menggunakan pakaian-pakaian yang syar’i , secara otomatis akan menjadi tandingan bagi budaya fashion Barat. Baju yang longgar dan tidak membentuk tubuh adalah perlawanan terhadap pakaian yang ketat. Baju yang panjang menjulur menutupi tubuh hingga telapak kaki adalah bentuk perlawanan terhadap rok- rok mini yang memamerkan paha. Hijab yang lebar adalah perlawanan terhadap tren gaya rambut di Barat yang diekspos diruang publik. Hijab yang menjulur menutupi dada juga menjadi aksi perlawanan terhadap mode baju Barat yang memperlihatkan belahan dada dan sensualitas bagian leher. Maka dalam konteks ini, kita sebagai umat Islam tidak harus bingung menciptakan rancangan mode yang baru sebagai tandingan fashion Barat. [2] Kita hanya butuh gerakan yang massive dan radikal untuk berkomitmen mengembalikan cara berpakaian kita sesuai kaidah-kaidah AlQuran dan AsSunnah. Mungkin awalnya kita akan dianggap ‘fundamentalis’ ditengah-tengah mayoritas masyarakat yang awam ini. Tapi suatu hari nanti sangat mungkin fenomena ini berbalik dimana fashion yang syari justru menjadi acuan dan tren yang paling diminati mengalahkan fashion Barat. Sebagaimana dulu ketika kejayaan Islam pernah mewarnai cara berpenampilan orang- orang non-muslim di Eropa dan di Asia. Wallahu a’lam [Curhat Mingguan ke-87, Ahad 8-9-2013, 21:21 WIB] [1] Penulis adalah seorang pengajar di Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya, salah satu anggota MIUMI Jatim, vokalis band Hardcorepunk The Fourty’s Accident, Pemimpin Redaksi Sub Chaos Zine, Sa’i Zine
Posted on: Sat, 14 Sep 2013 08:38:54 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015