Hunter x Hunter Chapter 270 | SPIRITUAL MESSAGE Diterjemahkan oleh - TopicsExpress



          

Hunter x Hunter Chapter 270 | SPIRITUAL MESSAGE Diterjemahkan oleh : Wahįd Hašýįm Versi teks oleh : Wahįd Hašýįm Mangaka : Yoshihiro Togashi Cerita sejuah ini sampai pada penyerangan istana raja. Dengan kebulatan tekad semuanya bergerak maju tanpa berpikir sedikitpun untuk lari. Membuang semua keraguan dan menempa tekad pantang menyerah. Knuckle, Shoot dan Meleoron berhadapan dengan Yupi. Morau berahdapan dengan Pufu. Netero dan Zeno berhadapan dengan Mereum. Sementara itu Gon dan Killua mencari keberadaan Pitou untuk menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan. Mampukah mereka menjatuhkan Raja dan bawahannya? Dalam kegelisahannya, Pufu terus mencari keberadaan raja. Meski dirinya meyakini jika Raja selamat dari serangan itu, namun jauh dalam lubuk hatinya tersimpan rasa khawatir yang begitu besar. Dia terus mengutuk dirinya karena membiarkan Raja dalam bahaya. “Dalam situasi dipisahkan dari raja pada saat-saat yang penting. Bisakah aku menganggap diriku seorang penjaga kerajaan? Aku bahkan tidak tahu dimana raja berada... Bisakah aku menganggap diriku seorang penjaga kerajaan. Nay... Memuakkan! Aku tak lagi pantas menyandang gelar itu!! Itu semua ada untuk itu...”, pikirnya yang kala itu dilanda kekalutan. [ Loyalitas Pufu sangat kuat ke titik kerapuhan. Idealisme mutlak tidak akan mengizinkanya berubah ] “Mantan royal guard Pufu .... Sekarang Pufu ... Pufu tak berharga .... Kamu bodoh ... Kamu gagal menjadi penjaga Pufu .... Kemana kamu akan pergi sekarang? .... Apa kamu tidak punya ide? Jika raja tidak di tempat berikutnya yang kamu lihat, itu membuatmu lebih buruk dari sepotong sampah, kau tahu? Tidak.... Pufu yang tak berharga... Kamu hanya tidak ingin mengakuinya kan?! Kamu tidak ingin raja bersama gadis itu!!”, Pufu tak henti – hentinya mengutuk dirinya sendiri. Dalam penyesalannya itu dia hanya bisa menari dan tertawa, namun semua itu bukanlah tari dan tawa kebahagiaan, namun itu hanya ekspresi kegundahan hatinya. Sejenak Pufu terdiam. Air mata mengalir dengan derasnya dari pelupuk matanya. Seolah ia tak lagi sanggup membendung segala kesedihannya. [ Dan ini diterapkan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga diperluas kepada raja ] [ Hanya kemungkinan belaka bahwa raja yang absolut bisa khawatir tentang manusia biasa, dan membawanya pada dirinya sendiri untuk mengunjungi ruang dari manusia biasa itu ] :: Yang tidak dapat diterima! :: [ Perasaan ini, hampir semacam fanatisme... ] “Dan belum .... Raja juga mungkin memang ada .... aku berani bilang ada kemungkinan bahwa sebelum aku datang ke sini ... Aku sudah menyadari bahwa ini adalah masalah”, pikirnya dengan air mata semakin deras mengalir dari matanya. Pufu mulai bangkit dan melakukan tariannya lagi. “Alasan mengapa aku benar-benar tidak layak menyandang gelar penjaga kerajaan-Royal Gurad- bukan karena aku tidak tahu Raja ada dimana. Tapi aku tahu benar, dan belum gagal untuk berada di sisinya”, pikir Pufu sambil terus menari. “Sekarang ... Pufu, pengkhianat, lebih rendah dari sampah .. Mulai sekarang kamu tidak lebih dari cacing! Kamu tidak bisa mengharapkan apapun dari dirimu sendiri! Dengan demikian, kamu juga tidak mengharapkan apa-apa dari raja! Dan hanya demi raja ...!” “Demi Raja! Demi Raja! Demi Raja! Demi Raja!” Pufu mulai bisa menata hatinya kembali. Dia tak mau larut dalam kesedihan yang sia – sia. Meski sedikit terlambat tapi dia bertekad akan menemukan Raja kembali. Tatapan matanya pun sekejap berubah, tajam setajam tekadnya. [... Sesaat setelah ia tiba di ruang Raja telah merampok Pufu dari kapasitasnya untuk berpikir rasional ] “Aku akan pergi ke sisi raja ...”, pikirnya dengan kebulatan tekad. 0 : 00 : 08 : 73 Pufu pun melangkahkan kakinya untuk memulai mencari Raja. Namun belum sempat ia melangkah jauh Morau tiba – tiba ada di depannya. Morau segera meniupkan asapnya di sekeliling Pufu untuk mencegahnya melarikan diri. #BATSS Pufu segera mengembangkan sayapnya dan terbang menjauhi Morau. “Yo ... Hei, Apakah kamu mengabaikanku?! Pergi untuk menemukan raja tanpa membayarku dengan sedikit mengindahkan, hah ...?”, ucap Morau melihat Pufu menjauh darinya. Tanpa memperdulikan Morau, Pufu mencoba keluar dari dinding asap buatan Morau, dia mencoba menerobos langsung dinding itu namun ia tak mampu menembusnya. Meskipun itu terbuat dari asap namun itu cukup kuat untuk menahan salah satu dari Royal Guard. “Nasib buruk, aku takut telah mengepungmu”, ucap Morau sambil memikul pipa rokoknya. “... Apa yang bisa aku lakukan...”, ucapnya. Dan Pufu pun turun mendekati Morau. “...untuk membuatmu membiarkan aku pergi ...?”, imbuhnya sambil mengusap air matanya. “Kami --- .... aku takut aku tidak bisa melakukan itu”, tolak Mourau. Namun dari raut wajahnya sedikit memperlihatkan rasa iba terhadap Pufu. Mendapati situasi yang tak memungkin untuk mendapatkan kemurahan hati dari musuhnya, Pufu pun melakukan dengan cara lain, yaitu dengan cara melawan. “SPIRITUAL MESSAGE” Pufu membentangkan tangan dan sayap kupu – kupunya. “Begitukah...”, gumam Pufu besiap melawan. __ Di tempat Killua __ Killua berhasil meghancurkan tubuh lawannya dengan keahliannya. Namun setelah itu, di depannya muncul chimera capung yang berlari ke arahnya. “ Sialan! Apa ... Apa yang aku lakukan ...?!”, umpatnya kesal karena semakin banyak yang menghambatnya untuk mengejar Gon. Saat mereka semakin dekat, mata mereka saling bertatapan. Saat itu juga Killua menyadari itu adalah Ikarugo yang sedang menggunakan tubuh chimera lain-Furatta-. Mereka pun akhirnya saling melewati tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. “ Killua ... Aku berutang padamu!”, batin Ikarugo. [ Ketika Killua datang ke akal sehatnya, keributan emosi mulai berputar berantakan dalam kepalanya tapi suara Ikarugo menyapu semua itu] [Pada saat tubuh dua semut memukul Floo dengan bunyi gedebuk ... Killua menghadapi seterusnya sekali lagi] [ Memposisikan di salah satu ujung koridor yang berisi lift ke tingkat yang lebih rendah, kamar yang ditujukan untuk pelayan. Saat ini, sedang digunakan oleh semut prajurit] Ikarugo berlari sendiri melewati dua mayat chimera tadi menuju ke arah lift itu, seakan bernafas bersamaan kedua pintu itu bersamaan mulai terbuka. __Di bagian luar istana__ Gon berlari menyusuri bagian luar istana untuk menemukan keberadaan Pitou. Dia pun segera berhenti saat melihat asap keluar dari jendela menara istana. “Itu “Smoke Jail” Morau .... Ia mengatakan ia akan menggunakan tekhnik ini untuk mwngurung Pufu agar tidak pergi ke sisi raja! Dan mengingat itu meliputi lantai tiga. Seluruh menara dalam asap ... Itu berarti raja dan Pitou tidak bisa sampai di sana!”, pikir Gon setelah melihat asap orau melingkupi menara istana. “Dimana mereka?!” Gon pun kembali melanjutkan pencariannya, namun saat ia berlari sekilas ia melihat sesuatu dari salah satu menara lainnya. Ia pun segera berhenti untuk memastikan apa yang dilihatnya. Gon hanya terdiam melihat apa yang ada di seberang, yah itu adalah sang raja dan di belakangnya Netero dan Zeno berjalan mengikutinya. Netero menyadari keberadaan Gon yang ada di seberang. Dia pun melihatnya dan memberikan kode dengan mengangkat ibu jarinya menunjuk ke belakang. Gon pun paham arti dari kode itu, kode yang memberitahunya keberadaan Pitou. Amarah Gon meledak, aura yang cukup besar pun keluar dari dirinya. Dalam sekejap sorot matanya pun berubah menjadi sorot mata seorang yang sudah siap untuk menuntut balas. :: Bergelora !! :: :: Chapter selanjutnya, SEPARATION :: Bersambung..
Posted on: Mon, 05 Aug 2013 10:47:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015