Inilah lima pasangan tersubur di liga-liga top Eropa awal musim - TopicsExpress



          

Inilah lima pasangan tersubur di liga-liga top Eropa awal musim ini! Hampir semua analisis taktik lima tahun lalu mengatakan taktik dua penyerang dalam formasi tim mulai ditinggalkan dan banyak pelatih lebih gemar memasang formasi penyerang tunggal dengan mengeksplorasi lebar lapangan sebagai taktik andalan tim masing-masing. Analisis itu tidak salah. Sulit bagi kita saat ini menemukan pasangan striker seperti misalnya Andy Cole dan Dwight Yorke, Alan Shearer dan Chris Sutton, Alessandro del Piero dan Filippo Inzaghi, Fredi Bobic dan Giovane Elber, atau Ronaldo dan Ivan Zamorano. Namun, musim ini nostalgia itu kembali karena mulai muncul kecenderungan dari beberapa tim untuk memainkan duet penyerang dalam formasi mereka. Satu penyerang saja mulai tidak cukup. Beberapa klub bahkan mulai memakai formasi 3-5-2 yang dianggap dapat menjamin keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Penggunaan satu penyerang dinilai kerap menempatkan sang striker terisolasi sendirian di depan akibat kalah jumlah. Bukankah dengan menggunakan duet penyerang peluang mencetak gol lebih besar karena tugas itu diemban oleh dua orang sekaligus? Dua penyerang, dua kali lipat pula peluang yang bisa didapat tim. Apakah era kejayaan duet striker telah kembali? Redaksi Goal Indonesia telah mengumpulkan sejumlah duet penyerang tajam yang berkiprah di liga-liga Eropa. Sejumlah nama bermunculan, tetapi yang disertakan ke dalam daftar ini adalah mereka yang menggunakan formasi penyerang kembar. Mereka yang menggunakan formasi striker tunggal atau trio penyerang tidak disertakan. Dengan demikian, jelas alasan kami tidak menyebutkan nama Stefan Kiessling-Sidney Sam, Robert Lewandowski-Marco Reus, ataupun juga dua pemain Zenit St Petersburg, Danny-Hulk. Catatan khusus kami berikan untuk Manchester United. Sejatinya di papan formasi mereka menggunakan striker tunggal, tetapi di atas lapangan bisa terlihat Robin van Persie dan Wayne Rooney diberi keleluasaan dengan kerap bertukar posisi dan turun ke belakang mencari bola. Dua gol terakhir Van Persie di Liga Primer Inggris ke gawang Southampton dan Stoke City dapat tercipta dengan memanfaatkan bola rebound peluang Rooney. Sekarang, mari menyimak daftar dan analisis kami: Duet Wayne Rooney dan Robin van Persie layak diperhitungkan di musim ini. Setelah di musim lalu keduanya mengemas 38 gol di ajang Liga Primer (Van Persie mengoleksi 26 gol dan Rooney 12), kini keduanya sudah mampu mengemas sembilan gol meski kompetisi tertinggi di Inggris itu baru memasuki matchday kesembilan. Van Persie sudah mencetak lima gol, sedangkan Rooney satu gol lebih sedikit. United sendiri baru membobol gawang lawan sebanyak 14 kali. Selain itu, kombinasi keduanya juga sukses membantu terciptanya tiga gol United lainnya, dengan Rooney yang memberi assist sebanyak dua kali dan Van Persie sekali. Meski merupakan salah satu duet berbahaya, namun Rooney, yang berdiri di belakang striker Belanda tersebut, justru diberi kebebasan dalam bergerak oleh manajer David Moyes sehingga bisa leluasa dalam menebar ancaman. Tercatat, dari delapan laga Rooney sukses melancarkan 14 tembakan ke arah gawang dan tujuh lainnya melenceng. Rasio keakuratannya mencapai 67 persen. Sementara itu, Van Persie tak kalah mengerikan. Pria 30 tahun ini telah menebar 12 tendangan ke arah gawang dan 12 lainnya tidak tepat sasaran. Rasio akurasinya 50 persen dari delapan penampilan. Setelah era Kenny Dalglish dan Ian Rush, kini Liverpool kembali memiliki duo penyerang nan tajam: Daniel Sturridge dan Luis Suarez. Baru sembilan laga EPL bergulir, mereka berdua sudah menyumbangkan 14 dari total 17 gol yang dicetak The Reds. Sturridge sudah menyumbang delapan gol, sedangkan Suarez enam. Kombinasi resmi mereka di EPL memang baru berjumlah empat laga, namun dari jumlah tersebut sebanyak sepuluh gol sudah terlahir dari duet mereka. Tiga assist (Sturridge dua dan Suarez satu) di antara mereka pun jadi bukti bahwa kedua laskar Anfield ini memang cocok satu sama lain. Tak heran jika manajer Brendan Rodgers sampai menyebutkan permainan mereka seolah menggunakan telepati. Sturridge telah menebar ancaman dengan akurasi tembakan hingga 59 persen (17 ke gawang, 12 melebar). Sementara itu Luis telah mencatatkan 13 tembakan ke gawang dari total 20 tembakan (64 persen) hanya dalam empat laga. Dengan gaya permainan cepat dan cerdas plus statistik yang terpapar, kiranya tidak berlebihan jika menobatkan duet ini sebagai yang terbaik di EPL 2013/14 sejauh ini. Tak ada yang mengira nama Emmanuel Riviere bakal begitu diperhitungkan AS Monaco di musim 2013/14. Alih-alih berstatus pemain pelapis, Riviere ternyata mampu memikat pelatih Claudio Ranieri. Jika sebelumnya sang juru taktik memilih formula striker tunggal yang dihuni oleh Radamel Falcao saja, dalam perjalanannya pria Italia itu akhirnya mewujudkan pasangan Falcao-Riviere di lini depan The Red And White. Hebatnya, total semua gol tim hingga Journee ke-8 secara reguler disapubersih oleh duet ini sebelum akhirnya Riviere mengalami cedera hingga pekan ke-11 minggu lalu. Saking padunya, saat keduanya dipisahkan di pekan itu, Falcao seperti kehilangan taji di mana empat laga terakhir liga dilalui penyerang Kolombia ini hanya dengan mencetak sebiji gol. Tak heran bila di Prancis saat ini justru kemilau duet Falcao-Riviere bersinar lebih terang dibandingkan striker-striker lain. Atletico Madrid seolah-olah tidak pernah kehilangan stok penyerang hebat. Sebut saja nama hebat Fernando Torres, Sergio Aguero, dan terakhir Radamel Falcao pernah singgah di Vicente Calderon. Setelah kepergian bomber Kolombia ke AS Monaco, dua nama mengemuka sebagai tumpuan di lini depan yaitu Diego Costa dan David Villa yang telah berkolaburasi menciptakan 17 dari total 28 gol Los Colchoneros. Nama besar Villa didatangkan ke Vicente Calderon dari Barcelona dan sejauh ini telah menyumbang lima gol dan satu assist dari 11 pertandingan. Torehan Costa lebih hebat, pemain yang baru saja mengambil keputusan mengabdi pada Spanyol ini menjebol gawang 12 kali plus dua assist dengan jumlah pertandingan sama. Berbicara kepiawaian membuka peluang, keduanya sama-sama mentereng. Villa melepaskan 20 tembakan, 15 di antaranya tepat sasaran, sementara Costa mengancam gawang lawan 32 kali dengan hanya delapan meleset dari target. #aDmin_Daus
Posted on: Tue, 05 Nov 2013 02:56:19 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015