Macet? Yang Harus Menjawab Gubernurnya Bogor, Jabar: Kemacetan - TopicsExpress



          

Macet? Yang Harus Menjawab Gubernurnya Bogor, Jabar: Kemacetan adalah permasalahan yang dialami berbagai kota besar di tanah air. Bukan hanya di Jakarta yang memang sudah sangat terkenal dengan macetnya, tapi juga di Bandung, Medan, Makassar, Semarang, dan lainnya. Menanggapi hal ini, Presiden mengatakan gubernur, bupati, dan walikota yang patut ditanyai dan wajib menjelaskan masalah dan solusinya. Bukan hanya dengan berunjuk rasa di depan Istana. “Kalau biang kemacetan misalnya di Jakarta, serahkan kepada Pak Joko (Joko Widodo). Biang kemacetan misalnya di Bandung, datanglah ke Pak Heryawan (Ahmad Heryawan, Gubernur Jabar) atau Walikota Bandung,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam silaturahmi dengan pengurus Kadin di Istana Kepresidenan Bogor. Masalah macet ini salah satu yang dikeluhkan pengusaha karena membuat biaya tinggi. Presiden SBY mengingatkan, Indonesia sudah menganut sistem desentralisasi, otonomi daerah. Jadi, jika ada aduan mengenai kemacetan, maka para gubernur, bupati dan walikotalah yang akan merespons. “Kalau bapak datang akan direspons, karena itu tugas gubernur, bupati dan walikota yang punya kota yang kebetulan bermasalah,” Presiden menjelaskan. “Jangan unjuk rasanya bolak-balik di depan istana. Semua bertanggung jawab, pasti.” Ucapan SBY ini disambut tepuk tangan riuh sekaligus tawa hadirin. Soal kemacetan ini, Presiden pernah merasa tertusuk. Saat menghadiri KTT ASEAN 2013 di Brunei Darussalam, beberapa waktu lalu, para pemimpin negara yang hadir menanyakan tentang perjalanan dari bandara menuju pusat kota Jakarta bisa memakan waktu hingga 2 jam. Saat itu, Presiden hanya menjawab itu mungkin saja kalau ada kemacetan. “Tapi bagaimana solusinya? Kan nggak enak saya ditanya bagaimana solusinya di Jakarta, di Bandung, dimana-mana begitu. Yang harus menjelaskan, ya, gubernurnya,” kata Presiden. Pemerintah pusat bertugas membantu, memberikan kemudahan-kemudahan. “Memang efeknya banyak sekali kan kalau macet 3 jam-4 jam, coba bayangkan,” SBY menambahkan. Presiden SBY kemudian bercerita, sekali pun ia tidak pernah menutup jalan tiap kali melewati ruas jalan di Jakarta. Ia melarang stafnya menutup jalan. Bahkan ketika hendak menghadiri undangan sebuah acara di Hotel Sahid Jaya, di kawasan jalan Sudirman, Presiden menempuh waktu 40 menit dari Istana Negara. “Jangan keliru. Saya tidak pernah menutup jalan. Saya pernah datang ke undangannya Pak Agung Laksono, dari Istana ke Sahid sekitar 40 menit karena nggak pernah menutup jalan. Saya larang. Jangan, tambah macet nanti,” Kepala Negara menuturkan. Pernah saat SBY sedang di rumah, muncul isu jalanan macet karena ditutup untuk jalan SBY. Para pengguna jalan ribut. “Orang saya nggak ke mana-mana saja diisukan ini gara-gara SBY, padahal saya di rumah itu. Apalagi kalau saya menutup jalan, bisa tambah ngamuk mereka,” ujar SBY, lagi-lagi disambut tawa hadirin. Waktu itu, kata SBY, sebuah sms masuk dari adik iparnya yang tak lain adalah adik Ibu Ani. Ia menanyakan apakah SBY dan Ibu Ani sedang melewati jalanan yang kala itu macet dan para pengguna jalan ribut, mengatakan itu karena SBY lewat. Tentu saja SBY mengatakan tidak karena memang saat itu ada di rumah. (websitepresiden/dik)
Posted on: Wed, 06 Nov 2013 06:46:38 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015