Memilih Jalan Kehidupan Sebuah Buku Karya Fadh Djibran berjudul - TopicsExpress



          

Memilih Jalan Kehidupan Sebuah Buku Karya Fadh Djibran berjudul :”Hidup Berawal Dari Mimpi” mengungkapkan sebuah pernyataan sebagai berikut ; “Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi Rasakan semua, peduli itu ironi tragedi Senang bahagia, hingga kelak kau mati” MEMILIH Membuat keputusan adalah suatu hal yang pasti akan kita lakukan dalam Hidup. Latar Belakang pengambilan sebuah Keputusan dalam perjalanan Hidup terhadap Situasi & Kondisi Kehidupan Kita sebagai Manusia adalah beraneka ragam. Ada yang berdasarkan kenyataan Rasional, Realistis, Humanis & Inklusif dan demikian juga ada berlandaskan sebaliknya yang menjadi Oponen dari 4 batasan landasan Keputusan Positif tersebut. Keputusan dalam Kehidupan kita yang berlandaskan Rasionalitas adalah Pasti menggunakan Logika Akal Sehat. Memilih cara mengambil Keputusan dalam Kehidupan dengan Logika Akal Sehat pada Zaman saat ini adalah Pasti menempuh Jalan Resiko Beban Hidup yang sangat Besar. Bahkan anda harus siap disebut dengan panggilan “Orang Gila/Aneh”. Hal ini merupakan fakta empiris, yang sayapun telah mengalaminya dan tentu saja masih banyak pribadi2 lainnyapun telah menjalaninya dahulu, sekarang & entah dimasa mendatang. Resiko terbesar adalah tentunya “Kematian”. Rasionalitas dengan Logika Akal Sehat pada zaman saat ini adalah sebuah Hal yang sangat Langka. Butuh keberanian yang sangat besar untuk menempuh Hidup dengan Jalan tersebut. Pengorbanan yang akan terjadi dengan pemakaian konsep hidup Rasionalitas Logika Akal Sehat (RLAS) dalam perjalanan hidup manusia akan pasti menjadi Sangat Besar. Bahkan kita harus siap menanggung beban Hidup “Sakit Jiwa” pada situasi & kondisi Terberat dalam Hidup. Semakin sering konsep hidup RLAS digunakan dalam kehidupan maka semakin besar Beban Hidup yang akan kita tanggung. Kita akan sering dicap “polos’, “naif” , “bodoh”,”hijau”, “kok mau jadi begitu?” dan lain sebagainya. Realistis adalah sebuah konsep dasar pengambilan keputusan yang sangat beResiko tinggi apabila kita ingin menggunakannya dalam kehidupan kita. Realistis yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Kemampuan Dalam Mengukur Diri Sendiri. Banyak sekali pribadi manusia di republik tercinta ini yang membohongi diri sendiri dalam sikap untuk menjalani kehidupan. Jadi bukan orang lain yang dibohongi, bahkan diri sendiripun sanggup dibohongi……:). Dusta adalah hal biasa yang dilakukan bahkan dengan rasionalisasi bahwa dusta dilakukan untuk tujuan yang “baik” dan lebih ekstrim lagi untuk tujuan yang “benar”…ha3. Kemampuan Mengukur Diri Sendiri menurut pengalaman yang saya jalani diperoleh apabila kita bersedia dengan ikhlas berkontemplasi terhadap apa yang sudah kita katakan dan perbuat dalam perjalanan hidup. Setelah kita sering melakukan Perenungan terhadap semua perkataan & perbuatan yang kita lakukan dalam kehidupan maka akan dicapai sebuah paradigma berpikir & bertindak yang Realistis. Kita akan menyadari “Siapa Kita” yang sesungguhnya. Pada saat perspektif Realistis sudah melekat dalam pribadi kita, maka kita akan mengetahui apa yang menjadi Misi yang Tuhan telah percayakan dalam perjalanan hidup kita dengan semua visi2 yang kita miliki. Tentunya, sebelum Realistis yang positif ini dapat kita “jujur” pahami dan jalani, semuanya dimulai terlebih dahulu dengan konsep hidup rasionalitas. Setelah kita mampu menjalani kehidupan dengan konsep hidup Rasionalitas dan Realistis, maka langkah selanjutnya adalah sisi manusiawi yang harus kita gunakan untuk membungkusnya. Kemasan yang saya sebut Humanis ini merupakan kerangka hidup yang penting dalam kehidupan kita agar tidak terjadi deviasi kehidupan yang diluar toleransi manusia. Dalam kehidupan kita sebagai manusia adalah Pasti ada deviasi kehidupan yang dijalani oleh sesama manusia lainnya. Jadi konsep hidup Humanis ini akan membuat kita menjadi lebih Bijak dalam mengambil keputusan hidup. Akan membuat keputusan memilih jalan kehidupan menjadi lebih hidup dengan toleransi kedamaian yang tulus dan ikhlas. Kehidupan Zaman saat ini di dunia yang kita jalani telah terbukti dengan fakta nyata kemanusiawian banyak juga yang masih dilupakan. Bahkan ditingkat Regional Asia Tenggara telah terjadi tragedi kemanusiaan yang menyayat hati kita sebagai saudara sesama manusia. Namun seperti frase yang telah disebutkan diatas : “Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi Rasakan semua, peduli itu ironi tragedi Senang bahagia, hingga kelak kau mati” kita harus siap menjalani kenyataan fakta hidup bahwa masih banyak Ironi Tragedi yang kita jumpai walau belum kita alami dalam perjalanan hidup kita sebagai manusia. Semoga Ironi Tragedi tidak kita alami nanti dalam perjalanan hidup kita, Amien. Ironi Tragedi dalam kehidupan kita terjadi karena tidak adanya sikap hidup yang mau terbuka & mengakui adanya “Kebenaran2″ lain dalam kehidupan kita manusia. Masih banyak jalan2 “Kebenaran” lainnya yang telah terbukti membawa KebAIKAN dalam kehidupannya masing2 sebagai manusia yang diciptakan TUHAN . Oleh sebagian manusia lainnya yang tidak INKLUSIF kenyataan Fakta Kehidupan tersebut dinafikan. Mata hati mereka telah dibutakan oleh Eksklusifisme Hidup. Masih banyak sesama manusia dengan “Kebenaran” yang dipahaminya merasa bahwa hanya itulah satu2nya “Kebenaran” yang menjadi jalan hidup. Padahal fakta nyata dalam kehidupan manusia adalah “Kebenaran” adalah Hal yang Sangat RELATIF. Menurut hemat saya, Fakta Nyata Kehidupan bahwa “Kebenaran” adalah Hal yang sangat RELATIF telah diuji dalam fakta kehidupan manusia. Sejarah kehidupan manusia dalam segala Aspek telah mencatat bahwa dengan keikhlasan & ketulusan mengakui dan menerima bahwa masih banyak”Kebenaran” lainnya yang dianut, dipahami & diyakini oleh sesama kita manusia, berbagai pilihan jalan tersebut dapat membawa Kedamaian dalam Kehidupan Manusia. Keterbukaan Sikap terhadap sesama manusia adalah sebuah Kemuliaan. Kemuliaan lahir dari Kerelaan, Keikhlasan & Ketulusan. Terminologi keren zaman saat ini adalah PLularisme. Plularisme lahir dari Konsep Hidup Inklusif. JALAN KEHIDUPAN “Memilih jalan hidup dengan batasan 4 konsep hidup yang telah dijelaskan diatas akan menjadi lebih mudah dalam menyikapi sentimen negatif dari sesama manusia lainnya.” Kondisi ini telah saya jalani faktanya dalam perjalanan hidup yang saya tempuh. Seperti judul Sinetron Zaman Rezim Soeharto dahulu yaitu “Sengsara Membawa Nikmat”, ya memang itulah fakta nyata yang telah saya jalani dan alami dahulu, sekarang dan nanti. Sengsara memang faktanya Pasti membawa Nikmat kalau kita Rela menjalaninya dan menerima dengan Ikhlas & Tulus. Jalan Kehidupan dengan batasan 4 konsep hidup (Rasionalitas, Realistis, Humanis & Inklusif) adalah Keputusan Memilih Jalan Kehidupan yang Sangat Berat. Apabila saya boleh menganalogikan dengan jenis musik, maka “batasan 4 konsep hidup” itu adalah jenis musik “HARD ROCK”. Kita akan menjalani perjalanan kehidupan penuh dengan batu CADAS yang menjadi Aral yang Melintang dalam menjalani Hidup kita sebagai manusia. Kehidupan yang sangat CADAS akan menjadi sebuah kehidupan yang Damai & Lembut serta Bersahabat dengan makna yang SesungguhNya apabila “batasan 4 konsep hidup” menjadi pondasi dasar dalam perkataan & perbuatan Hidup kita
Posted on: Thu, 05 Sep 2013 07:21:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015