Menganakemaskan Sepak Bola, Menganaktirikan Cabor Lain Pekan ini, - TopicsExpress



          

Menganakemaskan Sepak Bola, Menganaktirikan Cabor Lain Pekan ini, warga Indonesia tengah larut dalam ueforia keberhasilan Garuda Muda menjuarai Piala AFF U-19. Setelah penantian 22 tahun mengalami “paceklik” gelar sepakbola, akhirnya Timnas Indonesia merasakan gelar juara. Walau pun diraih dengan drama adu pinalti, saya tetap bangga dan Congratulation Garuda Muda!! Kami selalu mendukungmu kapan pun dan dimana pun kami berada. Diluar prestasi yang ditorehkan Timnas Garuda Muda, saya tetap menyimpan rasa prihatin terhadap kondisi olahraga Indonesia. Seperti yang telah kita krtahui bersama, olahraga nasional diwarnai beberapa kejadian yang kurang pantas untuk dinikmati oleh pelaku dan penikmat olahraga tanah air. Mulai dari skandal korupsi Kemenpora, keributan pada tubuh PSSI, serta kejadian-kejadian lain yang kurang mengenakkan. Saya khawatir jikalau bangsa ini tidak lagi simpati dan loyal lagi kepada olahraga nasional dengan adanya kejadian-kejadian seperti itu. Selanjutnya yang ingin sekali saya komentari adalah pendiskriminasian olahraga. Dimana sepakbola menjadi anak emas, sedangkan CABOR lain adalah anak tirinya. Diakui atau tidak, ini memang sebuah fakta. Entah apa misi dari pemerintah dan Kemenpora khusunya, dalam memunculkan sepakbola sebagai anak emasnya. Apakah terlalu berkiblat dengan barat yg telah maju persepakbolaannya, dan melihat sepakbola tanah air yang jauh tertinggal, atau bagaimana? Dan kita sebagai bangsa sekaligus penikmat olahraga tanah air, terpaksa menikmati diskriminasi tersebut dengan dalih kita juga penikmat sepakbola. Padahal kita tengah “berkacamatakuda” oleh permainan sepakbola. Jika kita lihat bersama pada media cetak dan khususnya elektronik, setiap sekmen olahraga sepakbola selalu terdepan dan mnjadi berita utamanya. Program televisi swasta, apapun itu stasiunnya, sepakbola selalu menjadi yang terdepan. Bahkan saya sempat heran, ini Sport7 apa Soccer7? Yang di Metro TV, Metro Sport apa Metro Soccer? Yang di ANTV, Lensa Olahraga apa Lensa Sepakbola? Yang di TVONE Kabar Arena apa Kabar Lapangan Hijau? Karena tak ada bedanya, meskipun mengatasnamakan olahraga, toh liputannya juga sepakbola saja. Bukan hanya hasil pertandingan yang diberitakan, bahkan sampai keseharian para pemain pun juga ikut diliput. Sedangkan untuk siaran live, tak lagi kita temui selain sepakbola, selain sepakbola dalam negeri, luar negeri pun menjadi pilihan utama para penikmatnya. Mungkin sesekali turnamen bulutangkis disiarkan secara live. Tak ada lagi kita jumpai liputan langsung jalannya turnamen bola voli, bola basket, tenis lapangan dan cabang olahraga lainnya. Dan bahkan, cabang olahraga yang mendapatkan anggaran terbesar dari pemerintah tidak lain adalah sepakbola. Jika kita konfirmasi kepada pemerintah dan para media, mengapa memilih meliput dan menayangkan sepakbola daripada cabang olahraga lain? Alasannya sangat jelas, ANIMO MASYARAKAT. Dan animo terbesar masyarakat terhadap olahraga adalah cabang sepakbola bukan berarti tanpa sebab. Masyarakat bukan tidak kenal cabang olahraga lain, melainkan TIDAK DIPERKENALKAN. Dngan apa cara memperkenalkannya? Ya dengan pemberitaan dan liputan nasional. Karena yang diliput dan diberitakan hanya sepakbola, maka mau tidak mau mereka mengkonsumsinya, lha tak ada pilihan lain kok. Jika sedikit kita kaji dengan ilmu pemasaran, pemberitaan dan liputan secara terus menerus yang bersifat nasional, apakah memberi dampak? Sangat memberi dampak, jika kita analogikan dengan perilaku konsumen (consumer behaviaour), hal tersebut berdampak keputusan pembelian suatu produk tertentu. Jika kembalikan lagi pada sepakbola, hal tersebut adalah pemicu kesukaan masyarakat pada olahraga sepakbola sebelum akhirnya menjadi “PENGGILA BOLA“. Dampak buruknya adalah kurangnya animo masyarakat pada cabang olahraga lain, dan ujung-ujungnya pada prestasi olahraga tersebut di kancah nasional maupun internasional. Padahal negeri ini memiliki bibit-bibit unggul olahraga, tak cuma sepakbola saja. Dan saya khawatir, tidak adanya apresiasi publik yang diawali dari apresiasi pemerintah menjadikan bakat-bakat mereka “nganggur” karena tak tersalurkan. Bahkan mereka terpaksa membanting setir menggeluti sepakbola yang secara bakat bukan bakatnya. Saya juga akui, pengamatan saya kepada liputan olahraga nasional sangat memberikan efek yang signifikan. Saya mempunyai tetangga yg berprofesi sebagai perajin raket bulutangkis. Ketika ada liputan pertandingan bulu tangkis live secara nasional selama berminggu-minggu, ia kebanjiran order sampai 8 kali lipat dari biasanya. Begitu juga dengan bola voli, saat turnamen voli nasional disirakan live, beberapa club bola voli di berbagai kota di Jawa Timur kembali hidup, dan banyak digelar turnamen voli skala lokal. Bisa kita bayangkan, jika cabang olahraga lain juga ikut diliput. Kalau pun tidak diliput, minimal diberitakan oleh media, khususnya elektronik. Karena itu adalah bagian dari apresiasi terhadap olahraga nasional. Memang, jika kita berkaca dengan negara-negara Eropa, kita sangat terpuruk dalam hal sepakbola. Tapi SANGATLAH TAK TAU DIRI, jika menganakemaskan sepabola demi mengangkat citra olahraga Indonesia di kancah internasional. Seperti menenggelamkan CABOR lain demi sebuah sepakbola. Toh, meskipun menjadi prioritas, prestasi masih kalah sama cabor lain. bulu tangkis misalnya, atau dayung, bahkan atletik yang tak pernah tersentuh media. Coba kita berkaca pada negeri-negeri yang tidak begitu cemerlang prestasi sepakbolanya. Di kancah internasional, China sama sekali tidak berbobot sepakbolanya, namun menjadi mimpi buruk negara-negara dunia tatkala tanding tenis meja dan bulutangkis melawan China. Begitu juga dengan Cuba, bukanlah negara yang berbahaya dengan sepakbolanya, tetapi tim bola voli putrinya adalah momok negara-negara dunia. Emang apa sih yg kita andalkan dari sepakbola? prestasi? kepengurusan? suporter? dah pada “bobrok” semua tuhh!! Mari kita resapi kembali dan kita gali potensi-potensi olahraga dalam negeri, dengan tidak menganakemaskan sepakbola. Maaf kalau kata-kata saya salah A1
Posted on: Tue, 24 Sep 2013 14:48:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015