Miss the mark-nya ateisme jaman sekarang yang saya lihat: 1. - TopicsExpress



          

Miss the mark-nya ateisme jaman sekarang yang saya lihat: 1. Ateisme sering ketukar dengan agnostikisme, skeptikisme, atau apateisme, posisi yang meragukan, atau menyatakan ketidakpedulian, bukan menolak. 2. Ateis juga punya burden of disproof untuk menyatakan tidak ada Allah, kalau nggak, maka anda sekalian yang mengaku ateis terbukti pemalas kalau saya bilang anda kurang rajin mencari. 3. Agnostikis menyatakan siapapun tidak akan pernah mengetahui adanya Tuhan atau tidak. Bagaimana anda tahu orang lain juga tidak akan pernah menemukan? Kok berani banget bilang demikian untuk orang lain, apalagi semua orang? Atas otoritas siapa anda bicara? Extraordinary claim requires extraordinary evidence, and add: extraordinary authority. Tiada bukti bukan sebuah pernyataan akan pembuktian dari tiadanya suatu keadaan. 4. Anda yang dalam kubu ateis ada yang bilang punya bukti bahwa hanya alam fisik saja yang ada. Ini adalah pernyataan positif. Heres the deal: kalau anda tidak yakin langkah anda berikutnya di atas lantai itu stabil, apakah anda akan berhenti melangkah? So, bedakan antara bukti danalasan yang kuat. Selain itu, karena anda mengkecualikan semua dunia kecuali dunia natural, maka anda juga harus menawarkan pendukung ketiadaan dunia selain dunia natural. 5. Untuk pendukung kuat naturalisme yang juga pendukung kuat paham humanisme, yang di antaranya meliputi konsep hak asasi, kehendak bebas, dan perlunya berbuat kebaikan bagi manusia lain, konsep tersebut inheren di dalam diri setiap orang, biasanya ateis pada umumnya di jaman sekarang begini ya? Bukankah keduanya ini bertentangan? Anda meyakini alam ini tiada maknanya, terjadi begitu saja, begitu pula manusia, terjadi begitu saja karena proses fisik, tiada nilai yang inheren di dalamnya, dan tindakannya semua adalah berasal dari faktor fisik, dan oleh sebab itu secara otomatis tidak ada kehendak bebas, yang ada hanyalah lingkungan dan keturunan yang membentuk kebiasaan dan kepercayaan, bukankah ini takdir atau lebih dikenal dengan determinisme? Oleh karena itu, bukankah pemahaman ateistik, nihilistik, skepitistik, agnostik, apateistik, sama saja randomnya dengan pemahaman teistik? 6. Terus apa gunanya anda mempelajari sains? Hanya sekedar mempelajari saja apa yang akan terjadi, tanpa bisa berperan dalam yang akan terjadi? Bukankah berarti kita hidup juga berkaitan dengan bagaimana kita bertindak sesuai dengan sifat bawaan kita, yang diwariskan entah oleh gen atau bentukan pengalaman indrawi di lingkungan masa kecil, di antara berbagai faktor, dan oleh karenanya kita tidak bisa ikut ambil bagian dalam pembentukan berbagai kejadian di masa mendatang? 7. Lantas, bagaimana mungkin anda memberikan nilai untuk sesuatu yang inheren tidak bernilai? Bagaimana mungkin anda menilai tinggi hak asasi, bisa jadi itu adalah konsep yang acak saja terbentuknya, hanya dari pengalaman pembuat konsep? Bagaimana mungkin manusia punya kehendak bebas, kalau segala sesuatu di alam fisik ini anda nilai adalah berasal dari sebab akibat secara fisik saja, yang banyak faktor yang bahkan untuk pikiran sadar anda tidak bisa prediksi? Bila demikian, untuk apa mencantumkan nilai untuk sesuatu yang menurut anda tidak bernilai secara intrinsik? Mengapa menilai tinggi manusia? Bukankah manusia tiada nilainya, dan tiada artinya kalaupun musnah? Lantas mengapa anda mendukung hak asasi manusia, anda mendukung pembubaran agama-agama, anda menolak kalau manusia didoktrin dari kecil? Bukankah itu semua tiada nilainya bagi alam? Bukankah anda melangkahi keyakinan anda sendiri akan alam fisik? 8. Alam mengajarkan kita untuk survive, terlepas dari bagaimana atau apa keyakinan yang kita punya untuk survive itu sendiri. Keyakinan ini tidak harus benar, tetapi keyakinan inilah yang membantu kita untuk survive. Ini bertentangan dengan ateisme militan itu sendiri, yang adalah tidak percaya hanya supaya tidak percaya itu sendiri. Kalau begitu mengapa tendensi untuk membubarkan agama-agama? Bukankah naturalisme tidak perduli dengan itu, dan hanya tertarik pada bagaimana satu spesies survive, terlepas dari beliefnya? Mengapa sikap anti-kepercayaan ini ada? 9. Bukankah pandangan naturalistik juga sama-sama sok tahunya mengenai asal mula alam semesta, katanya menurut teori ini, atau teori itu, masalahnya kan kesadaran anda tidak ada di sana saat terjadinya alam semesta? Jadi anda, sekalipun bikin alam semesta baru dari lab, itu tidak membuktikan alam semesta yang ini dibuat dengan cara yang sama. 10. Kesimpulan saya: bahkan anda sendiri pun sebagi ateis tidak akan bisa berlogika lurus tanpa meloncat dari menggunakan satu konsep dengan konsep yang lain dengan semua pernyataan anda seperti pada leap of faith dari tidak bernilainya manusia menjadi bernilainya manusia, dan terutama anda malas dalam mencari tahu, dan dengan kemalasan anda itu anda mengklaim sesuatu. Itu adalah pernyataan, dan akhirnya, seperti layaknya pengendapan, itu menjadi belief anda. 11. Saya tidak demikian, saya menerima segala sesuatu apa adanya, tanpa terburu-buru ingin sampai pada hasil pembuktian dan kesimpulan, tanpa memaksakan sesuatu harus dibuktikan secara a priori atau secara a posteriori. Oleh karena itu, saya bisa menikmati segala sesuatu secara utuh, melihat, mengamati dan merasakan itu selayaknya itu terjadi.
Posted on: Tue, 26 Nov 2013 08:17:13 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015