Munafik Berbingkai ‘ZIKIR’ Janji Zikir PubAtjehLINK – Zikir - TopicsExpress



          

Munafik Berbingkai ‘ZIKIR’ Janji Zikir PubAtjehLINK – Zikir adalah kata kerja yang menggambarkan aktivitas memuji atau mengingat Allah SWT, tergolong sebagai ibadah dalam Agama Islam. Bahasa Indonesia dan Melayu memasukkan zikir dalam kategori kata kerja. Setelah 12 Februari 2012, Aceh mengenal zikir sebagai homofon, dua kata dengan ejaan yang sama namun memiliki perbedaan arti. Yang pertama bermakna sebagaimana termaktub di bagian awal tulisan, Zikir kedua menjadi akronim Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Aceh pada Pemilihan Gubernur Aceh 2012 silam. Zikir dalam artikel ini mengacu pada akronim yang menjadi bagian dari khazanah tutur masyarakat Aceh, akronim bermakna politis yang mewujudkan sebuah identitas baru. Redaksi AtjehLINK meyakini pemilihan Zikir sebagai akronim bertendensi religius untuk menarik hati dan tangan masyarakat Aceh memilih tanda gambar Pasangan Zikir. Jadi, akronim Zikir dipilih berlandaskan pada kesadaran relijius masyarakat Aceh. Unsur ‘mengingat‘ menjadi penting dalam korelasi antara zikir dengan ‘Zikir‘. Pasalnya, dalam kampanye Pasangan Zikir menerbar 21 janji bertajuk Program Pro Rakyat Zikir. Sekedar mengingatkankan, berikut isi Program Pro Rakyat Zikir: Mewujudkan Pemerintahan Aceh yang bermartabat dan amanah Mengimplementasikan dan menyelesaikan turunan UUPA. Komit menjaga perdamaian Aceh sesuai denganMoU Helsinki. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Islam di semua sektor kehidupan masyarakat. Manyantuni anak yatim dan kaum duafa. Mengupayakan penambahan jumlah kuota haji Aceh. Pemberangkatan jamaah haji dengan kapal pesiar. Naik haji gratis bagi anak Aceh yang sudah akil balig. Menginventarisir kekayaan dan sumber daya alam Aceh. Menata kembali sektor pertambangan di Aceh. Menjadikan Aceh layaknya Brunei Darussalam dan Singapura. Mewujudkan pelayanan kesehatan gratis yang lebih bagus. Mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri. Pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi. Memberikan Rp 1 juta/kk/bulan dari dana hasil migas. Mengangkat honorer PNS. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh. Membuka lapangan kerja baru. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat. Memberantas kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran. Mengajak kandidat lain untuk bersama-sama membangun Aceh. (Disalin secara letter-lux untuk menghindari kesenjangan dalam penerjemahan- red) Sayang… Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf tak mampu mengemban nama indah berbalut makna mulia. Ringan saja Zaini menampik janji nomor 15 (theglobejournal). Ya… janji ini menjadi sorotan karena Zaini mengingkarinya secara gampang dan gamblang. Padahal, Janji tersebut disampaikan tim kampanye Zikir sebanyak 55 kali antara 22 Maret-5 April 2012 di tingkat provinsi maupun kabupaten kota seluruh Aceh. Lupa, abai atau dusta? Tak penting label apa yang sesuai, rakyat akan memandang pernyataan Zaini Abdullah –yang kini nangkring di kursi Kepala Pemerintahan Aceh– layak menyandang gelar politikus munafik. Zaini cukup syarat menyandang label pulitikus munafik. Bandingkan dengan unsur yang tergolong dalam tindak munafik; berkata dusta, mengingkari janji dan mengkhianati amanah. Ironi selalu melingkup rakyat usai seseorang terpilih menjadi Pelaksana (eksekutif) dan ‘Pengundang-undang’ (legislatif). Lupa dan ingkar janji menjadi ‘ritual standard‘ orang-orang yang dipilih atas nama aturan. Bahkan oleh kandidat terpilih yang unsur makna dasarnya adalah mengingat. Padahal mereka berdua baru terpilih 25 Juni 2012 silam. Janji apa lagi yang akan diingkari Doto dan Mualem selama sisa masa jabatannya. Tunggu saja episode kemunafikan berbingkai Zikir selanjutnya. (ed)
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 21:15:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015