Selasa, 20 Agustus 2013 "Market View" saham Asia kemarin melemah, - TopicsExpress



          

Selasa, 20 Agustus 2013 "Market View" saham Asia kemarin melemah, kecuali Jepang. Indonesia terkoreksi paling dalam hingga lebih dari 5,5% hingga menembus support 4363 dan mendorong IHSG mendekati oversold serta membentuk support 4289/4246. Hingga posisi kemarin, IHSG hanya mencatatkan kenaikan 0,7% dari penutupan akhir tahun 2012 atau turun 17,3% dari level tertingginya di 5214,98. Melemahnya bursa saham Asia itu dipicu oleh capital outflow dari emerging market ke Amerika Serikat menyusul indikasi pemulihan ekonomi AS dan pertumbuhan pendapatan perusahaan-perusahaan di AS. Minutes meeting The Fed pada 22 Agustus 2013 disebutkan mengagendakan prospek kelanjutan program stimulus (QE III) AS sebagai tindak lanjut atas perkembangan ekonomi AS tersebut. Pelemahan bursa saham di Asia juga merupakan refleksi atas diturunkannya perkiraan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Asia, seperti Indonesia, Thailand. Thailand menurunkan pertumbuhan ekonominya menjadi 3,8%- 4,3% dari 4,2%-5,2% karena telah masuk dalam resesi ekonomi. Sedangkan tekanan di pasar modal Indonesia selain faktor eksternal itu juga dipicu oleh panic selling akibat sentimen data fundamental Indonesia yang menurun. Defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2Q 2013 melebar 4,4% dari GDP menjadi USD 9,85 miliar dari 2,4% atau USD 5,82 miliar di 1Q 2013. Tekanan jual itu menekan nilai rupiah. Secara simultan capital outflow diperkirakan juga makin menekan nilai rupiah, sehingga nilai rupiah terdepresiasi makin dalam hingga sempat melampaui Rp 10.500/USD pada Senin (19/8/13). Dipertahankannya BI Rate di level 6,5% pada Rapat Dewan Gubernur BI lalu guna menjaga pertumbuhan juga membuat depresiasi nilai rupiah tidak tertahankan lagi. Rupiah telah terdepresiasi 9,06% sejak akhir tahun 2012 (- 13,9% ann). Perusahaan berbasis impor bahan baku seperti farmasi akan meningkat biayanya, sebaliknya perusahaan berbasis ekspor memperoleh benefit. Namun Bank Indonesia menyatakan bahwa tekanan defisit transaksi berjalan di semester II akan berkurang. Selain itu Bank Indonesia menyatakan tetap berada di pasar guna menstabilisasi nilai rupiah. Dalam RAPBN 2014, pemerintah menurunkan defisit anggaran tahun 2014 menjadi 1,49% terhadap PDB dibandingkan 2,38% dalam APBN-P 2013. Namun target pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar 6,4% terlihat optimis dibandingkan target pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 6,3% dengan defisit anggaran 2,38%. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia menghadapi ancaman dari melemahnya permintaan dari Cina dan India. Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya konsumsi seiring dengan pelaksanaan Pemilu. Hal itu dapat berimplikasi pada inflasi tinggi dibandingkan dengan target inflasi 4,5% dalam APBN 2014 dan target inflasi APBN-P 2013 sebesar 7,2% menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga minyak mentah yang diperkirakan bertahan tinggi karena konflik berkelanjutan di Mesir juga memberi kontribusi atas inflasi. Pemerintah menyatakan akan melanjutkan keep buying strategy untuk menjaga pertumbuhan. Namun hal itu bisa terkendala oleh ancaman inflasi tinggi yang dapat menekan daya beli masyarakat. Di sisi lain pelaksanaan pemilu dikhawatirkan akan menurunkan minat investasi asing ke Indonesia untuk sementara
Posted on: Tue, 20 Aug 2013 01:46:09 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015