sedikit tergelitik saat membaca berita "Polri Larang Jilbab Polwan Demi Anggaran" | republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/05/mnwyux-polri-larang-jilbab-polwan-demi-anggaran pernyataan barusan bukan hanya gambaran mental Polri | namun mental lembaga negara secara dominasi hal ini menunjukkan cara pandang sekuler | yaitu pemisahan antara agama dan negara simpelnya, sekuler itu memandang bahwa Allah hanya ada di masjid | diluar masjid Allah nggak lihat, jadi nggak perlu taat mental sekuler ini jauh lebih bahaya dari sekadar "tidak ada anggaran" | ini tentang "mau atau tidak mau" bukan "bisa atau tidak" "agama biar di sektor privat, lembaga negara nggak perlu simbol agama" | ini bagian pemikiran sekuler, Allah cuma lihat pas shalat aja seharusnya Muslim yang benar bersyahadat | memahami Allah mengawasinya setiap waktu dan tempat bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan | baik di sektor publik ataupun sektor privat logikanya, bila penegak hukumnya saja nggak taat Allah | lalu bagaimana dia bisa jujur dan amanah dalam tugasnya? logikanya lagi, bila penegak hukumnya berani melanggar perintah Allah | apalagi cuma melanggar aturan manusia, mudah! apalagi fakta bahwa Indonesia negeri Muslim terbesar | polwan yang taati Allah dengan hijab adalah sangat wajar saya yakin rakyat Indonesia semakin respek pada Polri | khususnya pada polwan yang berani tunjukkan ketaatan dengan hijab :D tapi kembali lagi ini bukan masalah anggaran | ini masalah mental dan cara pandang data 2011, personil Polri total 387.470 dimana polwan hanya 14.012 | misal 1 kerudung 100.000 | hanya perlu 1.4 M-an aja kok after all, sekali lagi ini masalah mental bukan anggaran | pandangan sekuler ini yang jadi biang masalah dan harus diubah juga kita doakan pak @SBYudhoyono | agar mampu membawa Indonesia melepaskan diri dari sekulerisme menuju syariah Islam :D
Posted on: Sat, 15 Jun 2013 00:32:04 +0000